BI Kurangi Outstanding SRBI untuk Tingkatkan Likuiditas Perbankan

BI Kurangi Outstanding SRBI untuk Tingkatkan Likuiditas Perbankan
Bagikan:

JAKARTA, investor.id – Bank Indonesia (BI) mulai mengurangi jumlah outstanding Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) di pasar keuangan. Langkah tersebut dilakukan untuk meningkatkan serapan likuiditas oleh perbankan dalam menyalurkan kredit.

“BI mendorong ekspansi likuiditas secara konsisten dan terukur, kita terus berupaya menurunkan outstanding-nya,” tutur Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI, Erwin Gunawan Hutapea dalam taklimat media di Gedung Thamrin, Kantor Pusat BI pada Rabu (7/5/2025).

Dia mengatakan pada akhir tahun 2024 tercatat outstanding SRBI mencapai Rp 923 triliun. Jumlah tersebut mulai dikurangi perlahan agar dana tersebut bisa terserap oleh perbankan.

“Di posisi terakhir outstandingnya itu sudah berada di angka sekitar Rp 882 triliun, berarti kita sudah melepas likuiditas dari operasi SRBI itu Rp 40 triliun sudah kita rilis,” ucap Erwin

Baca Juga :  Cara Jago Kelola Uang dan Merintis Karier di Era Digital

BI juga telah membeli Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 81 triliun per 6 Mei 2025. Jumlah ini terbagi dalam pembelian di pasar primer sebesar 23 triliun dan di pasar primer sebesar Rp 58 triliun.

BI terus mengoptimalkan instrumen moneter pro market untuk mendukung transmisi kebijakan, pendalaman pasar uang dan menarik modal asing dalam mendukung stabilitas nilai tukar rupiah. Dengan adanya penerbitan SRBI membantu upaya menarik modal asing, dengan share non resident sebesar 24%, serta mendorong pendalaman di pasar uang yang terindikasi dari kenaikan volume repo dan SRBI sekunder.

Dia mengatakan volume pasar uang terjaga cukup baik sebagai refleksi dari kondisi pasar yang terjaga. Lebih lanjut, volume pasar valas juga meningkat, yang menunjukkan bahwa pasar mampu memfasilitasi pihak-pihak, baik itu korporasi, maupun transaksi di interbank.

Baca Juga :  OECD - IOPS Sepakati Kolaborasi Industri Dana Pensiun Global

“Baik itu yang membutuhkan likuiditas valas, ataupun yang ingin melakukan penjualan di likuiditas valas,” tereng Erwin.