Nilai Tukar Rupiah hari ini terhadap Dolar AS Hari Ini, Senin 28 April 2025

Dampak Tarif Trump ke Rupiah
Bagikan:

JAKARTA, investor.id – Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah pada Senin sore (28/4/2025). Hal itu karena sinyal yang saling bertentangan dari Presiden AS Donald Trump dan Beijing mengenai perang dagang.

Mata uang rupiah hari ini ditutup melemah 26 poin (0,15%) berada di level Rp 16.855,5 per dolar AS. Sedangkan indeks dolar terlihat naik 0,24% menjadi 99,71. Nilai tukar rupiah sempat ditutup menguat 43 poin (0,25%) berada di level Rp 16.829,5 per dolar AS pada Jumat (25/4/2025).

Analis mata uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, pasar telah diguncang oleh sinyal yang saling bertentangan dari Presiden AS Donald Trump dan Beijing mengenai kemajuan apa yang sedang dibuat untuk meredakan perang dagang. “Hal itu mengancam akan melemahkan pertumbuhan global,” ungkap Ibrahim, Senin (28/4/2025).

Baca Juga :  OJK Sebut Sektor Jasa Keuangan Tetap Terjaga Baik, Ini Buktinya

Ibrahim mengatakan, dalam komentar terbaru dari Washington, Menteri Keuangan AS Scott Bessent pada hari Minggu tidak mendukung pernyataan Trump bahwa negosiasi dengan China sedang berlangsung. Sebelumnya, Beijing membantah adanya pembicaraan yang sedang berlangsung.

Menurut Ibrahim, banyak peserta dalam Pertemuan Musim Semi Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia mengatakan pemerintahan Trump masih berkonflik dalam tuntutannya dari mitra dagang yang terkena tarifnya yang besar. “Investor juga mengamati perundingan nuklir antara Iran dan AS di Oman yang berlanjut minggu ini,” tambah Ibrahim.

Sementara itu, lanjut dia, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi mengatakan dia tetap ‘sangat berhati-hati’ tentang keberhasilan negosiasi tersebut. Di Iran, ledakan dahsyat di pelabuhan terbesarnya, Bandar Abbas, telah menewaskan sedikitnya 40 orang, dengan lebih dari 1.200 orang terluka, media pemerintah melaporkan pada hari Minggu.

Baca Juga :  Nilai Tukar Rupiah Hari Ini, Rabu 14 Mei 2025: Perkasa

Pada hari Minggu, pejabat tinggi dalam pemerintahan Trump mendesak Rusia dan Ukraina untuk membuat kemajuan dalam kesepakatan damai setelah pertemuan empat mata antara Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy di Vatikan sehari sebelumnya.

Sentimen Internal

Sementara itu, dari sentimen internal, Ibrahim mengatakan, pelaku pasar pesimistis, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8% pada 2029, yang ditargetkan Presiden Prabowo Subianto, menjadi makin sulit tercapai. “Ekonomi Indonesia tumbuh di bawah 5% tahun ini, sesuai dengan proyeksi lembaga internasional,” tambah Ibrahim.

Sebab, Ibrahim menilai, Indonesia harus mampu menaikkan laju pertumbuhan secara konsisten setiap tahun, dengan rata-rata pertumbuhan tahunan mencapai sekitar 6,76% selama periode 2026 hingga 2029 untuk mencapai target tersebut. Sehingga pemerintah perlu melakukan akselerasi yang terencana dalam meningkatkan investasi, memperluas ekspor ke pasar non tradisional, serta mempercepat transformasi sektor manufaktur dan digital.

Baca Juga :  Masa Depan Keuangan Akan Direkam di Wiki Finance Expo 2024

“Selain itu, Indonesia harus menjaga stabilitas ekonomi makro dengan memperkuat disiplin fiskal, mengelola utang secara hati-hati, dan memperluas basis pajak agar mampu membiayai program-program prioritas secara berkelanjutan,” paparnya.

Jika terwujud, Ibrahim mengatakan, maka pertumbuhan ekonomi 4,7% pada 2025 dan 2026 akan menjadi yang paling rendah setelah 2021. Kala itu, pertumbuhan ekonomi Tanah Air tumbuh 3,69% secara kumulatif.

Sebelumnya, Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia atau World Bank (WB) kompak memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,7% pada 2025 dalam laporan terbaru. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan proyeksi 5,1% yang disampaikan pada laporan sebelumnya.

“Sedangkan untuk perdagangan Selasa (29/4/2025), mata uang rupiah fluktuatif. Namun, rupiah ditutup melemah direntang Rp 16.840-16.900,” tutupnya.