JAKARTA, investor.id – Saham PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) atau Surge loncat 24,9% ke level Rp 1.980 pada perdagangan Kamis (10/4/2025). Meski demikian, target harga saham WIFI masih jauh sekali.
Sebagai informasi, dalam tiga bulan terakhir, saham emiten Hashim Djojohadikusumo – adik Presiden Prabowo Subianto – itu telah melesat 421%. Secara year to date (ytd) melejit 382,9% dan setahun terbang 1.388,7%.
Baca juga: Saham-Saham Ini Rontok Parah, termasuk YUPI
Surge (WIFI) melaporkan lompatan laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 295% menjadi Rp 231,1 miliar sepanjang tahun 2024. Bandingkan dengan laba bersih pada 2023 yang hanya sebesar Rp 58,5 miliar.
Alhasil, laba per saham WIFI hingga 31 Desember 2024 naik menjadi Rp 99,58 dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 25,96.
Baca juga: IHSG Meroket, 5 Saham Bikin Investor Panen Cuan
Adapun laba WIFI pada 2024 ditopang oleh pendapatan usaha neto senilai Rp 671,8 miliar, meningkat 52,9% dibandingkan tahun 2023 yang sebesar Rp 439,3 miliar.
WIFI merupakan pemain di bisnis layanan fixed broadband B2C ‘Starlite’. Tahun ini, WIFI atau Surge ini bakal makin ekspansif.
WIFI membanderol layanannya dengan harga lebih terjangkau Rp 100 ribu (200 Mbps) atau diskon 80% dari pesaing. Harga tersebut hanya 4% dari upah minimum di Jawa, dengan target segmen pelanggan berpenghasilan rendah yang belum tergarap dan minim persaingan.
Baca juga: Kilau Cuan Saham Raja Emas Perhiasan
WIFI menargetkan untuk menjangkau 5 juta rumah tangga pada 2025, dengan memanfaatkan jaringan serat optik eksklusif di sepanjang jalur kereta milik KAI serta mitra besar lainnya, seperti PLN/Icon+, Pertagas, dan lain-lain.
Untuk memperkuat posisinya di pasar fixed broadband (FBB) menengah ke bawah, WIFI juga menjalin kerja sama dengan NTT East Corporation, Nokia, dan Huawei untuk jaringan backbone serat optik dan FTTH (fiber to the home), Qualcomm untuk 5G FWA, serta pemain FTTH yaitu Linknet dan OREX SAI untuk infrastruktur 5G FWA.
Rekomendasi dan Target Harga Saham
[#pagebreak#]
Samuel Sekuritas Indonesia dalam risetnya memproyeksikan WIFI mencapai ROIC (return on invested capital) sebesar 18,2% pada 2026 dibandingkan pesaing yang sebesar 10,9%. Hal itu bakal didorong oleh belanja modal yang efisien dan tingginya tingkat adopsi (take-up rate) sebesar 80-90%.
WIFI berencana menekan biaya koneksi menjadi Rp 800-900 ribu per sambungan dan menggalang dana sebesar Rp 1,4 triliun pada 2025 untuk mendukung pertumbuhan di masa mendatang.
Baca juga: Emas Meledak, Saham Antam Masih Bisa Lari ke Sini
Mengenai margin EBITDA, WIFI mencatatkan angka tertinggi di industrinya mencapai 70,9%, hampir dua kali lipat dari rata-rata pesaing yang hanya sebesar 42,6%.
Sebab itu, Samuel Sekuritas menginisiasi rating beli untuk saham WIFI. Target harga saham WIFI tergolong sangat tinggi sebesar Rp 5.200.
Baca juga: Update Saham Bank, Terpilih 3
Target harga saham WIFI tersebut berdasarkan model DCF atau discounted cash flow (WACC: 11,7% dan pertumbuhan terminal: 1,5%) serta EV/EBITDA forward sebesar 5 kali. Itu menyiratkan EV/EBITDA 2026 sebesar 6,6 kali atau diskon 40% terhadap sektornya.