NEW YORK, investor.id – Valuasi Hermès International SCA sempat menembus € 243,65 miliar (sekitar Rp 4.636,5 triliun) pada Selasa (15/4/2025). Angka valuasi Hermes ini melampaui valuasi LVMH Moët Hennessy Louis Vuitton SE sebesar € 243,44 miliar yang dulu pernah membelinya.
Pasalnya, saham LVMH anjlok hingga 8,4% di Paris menyusul laporan keuangan kuartal I-2025 yang mengecewakan akibat melambatnya permintaan di China dan Amerika Serikat (AS).
Kapitalisasi pasar Hermès melampaui pesaingnya LVMH, konglomerat yang pernah mencoba membeli produsen tas Birkin yang didambakan itu dalam serangan diam-diam yang mengejutkan dunia korporat Prancis 15 tahun lalu.
Kenaikan valuasi ini melambungkan Hermes menjadi perusahaan paling bernilai pada indeks acuan CAC40 Prancis.
Perubahan drastis ini terjadi setelah LVMH anjlok hingga 8,4% di Paris menyusul hasil kuartal I-2025 yang mengecewakan akibat melambatnya permintaan di China dan AS, juga di tengah ancaman perang dagang yang meningkat.
Bagi Hermès, langkah ini menandai pembenaran atas strateginya untuk tetap independen setelah pemegang saham pengendali LVMH sekaligus CEO miliarder Bernard Arnault mengungkapkan pada tahun 2010 bahwa ia diam-diam telah mengumpulkan saham di produsen syal sutra terkenal itu.
Langkah Arnault mendorong anggota keluarga Hermès untuk bekerja sama. Akhirnya memaksa pria yang dijuluki “serigala berbaju kasmir” itu, yang kerap kali mengambil alih merek-merek warisan ternama dengan kejam, untuk menjual sahamnya beberapa tahun kemudian.
LVMH, yang memiliki label termasuk Christian Dior dan Tiffany & Co, melaporkan penjualan pada 2024 sebesar € 84,7 miliar dengan laba operasi sebesar € 19,6 miliar. Hermès membukukan penjualan sebesar € 15,2 miliar dan laba operasi sebesar € 6,2 miliar pada periode tersebut.
Hermès telah mengatasi penurunan permintaan barang-barang mewah lebih baik daripada para pesaingnya dengan melayani orang-orang terkaya dan dengan menumbuhkan rasa eksklusivitas yang terukur dengan baik serta mengelola kelangkaan.
Model bisnis yang terbatas pasokannya telah memastikan bahwa permintaan untuk tas tangannya seperti Birkin melampaui apa yang ditawarkan. Adapun tas Birkin dinamai menurut mendiang penyanyi-aktris Inggris Jane Birkin, sedangkan tas Kelly terinspirasi oleh Putri Grace Kelly.
Tas-tas ini dapat dijual sekitar € 10.000 di Paris dan dapat memperoleh harga yang jauh lebih tinggi di pasar penjualan kembali. Didirikan sebagai pembuat tali kekang pada 1837, Hermès menikmati kekuatan harga yang kuat dan daftar tunggu untuk produk-produknya.
Sebaliknya, valuasi LVMH mungkin menurun karena apa yang menurut para analis merupakan diskon konglomerat, dengan aset-aset seperti Sephora menikmati margin yang lebih rendah daripada merek sapi perahnya Louis Vuitton.
Pada Senin (14/4/2024), LVMH membukukan hasil laporankan pada oyang jauh lebih buruk dari yang diharapkan pada unit fesyen dan barang-barang kulit utamanya. Hermès akan menerbitkan penjualan kuartalannya pada Kamis (17/2/2025)
Meskipun Arnault sering mendominasi daftar orang terkaya di dunia dan saat ini ia berada di peringkat kelima dalam Indeks Miliarder Bloomberg. Keluarga Hermès, yang pewaris generasi keenamnya Axel Dumas mengelola produsen tersebut, adalah yang terkaya di Eropa dengan perkiraan kekayaan sekitar US$ 171 miliar (Rp 3254 triliun) per Desember 2024.
Pada Februari 2025, valuasi Hermès sempat melampaui level simbolis € 300 miliar, tetapi kekhawatiran tentang perang dagang dan tarif telah merugikan sektor mewah yang lebih luas.