Semen Indonesia Masuk Bisnis Real Estate, Ungkap Alasannya

Semen Indonesia Masuk Bisnis Real Estate, Ungkap Alasannya
Bagikan:

JAKARTA, investor.id – Emiten BUMN, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) atau SIG berencana menambah kegiatan usaha di bidang pengembang (developer)/real estate. Produsen semen terbesar di Indonesia itu bahkan telah menyiapkan dana Rp 84 miliar untuk memulai bisnis properti tersebut.

“Dalam rangka mendukung program tiga juta rumah yang dicanangkan oleh pemerintah, perseroan berencana melakukan bisnis developeor/real estate yang dimiliki sendinri atau disewa. Untuk itu, perseroan perlu menambah klasifikasi baku lapangan usaha Indonesia (KBLI) baru, yaitu 68111 untuk real estate yang dimiliki sendiri atau disewa (bisnis developer/real estate),” tulis Konsultan penilai bisnis & properti Ruky, Safrudin & Rekan (RSR) yang ditunjuk secara resmi oleh SIG, dalam penjelasan resmi kepada otoritas bursa, Selasa (15/4/2025).

Dengan latar belakang sebagai perusahaan yang memiliki pengalaman dalam industri material konstruksi, SIG berencana memanfaatkan produk semen dan bata interlock presisi (BIP) milik sendiri dan anak perusahaan untuk mendukung pembangunan rumah. Terlebih mengingat kondisi pasar perumahan di Indonesia yang emnunjukkan potensi besar, didorong oleh kebutuhan dasar masyarakat akan hubian dan adanya backlog perumahan yang mencapai 12,7 juta unit pada tahun 2023, terutama di pulau Jawa dan Sumatra Utara.

Baca Juga :  Agung Intiland Bangun Kawasan Industri dan Komersial 1.200 Ha

Untuk mendukung ekspansi ke sektor residensial, menurut RSR, SIG akan menarapkan strategi pemasaran komprehensif. Perseroan akan melakukan kerja sama dengan bank dan instansi pemerintah seperti kementerian perumahan dan kawasan pemukiman (Kemen PKP), dengan fokus pada promosi program subsidi uang muka dan bunga cicilan rendah.

Target utama pasar perseroan adalah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di wilayah sub-urban, dengan dukungan fasilitas pembiayaan pemerintah seperti Fasilitas Likuiditas Pembiayaan perumahan (FLPP) yang menawarkan subsidi uang muka dan suku bunga.

“Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap hunian terjangkau dan sekaligus memperluas kontribusi perseroan dalam sektor properti nasional,” tulis RSR.

Lebih lanjut, kawasan perumahan yang akan dikembangkan seluas 14,43 hektare milik perseroan yang terletak di Kelurahan Banyuajuh, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur dengan status Hak Pakai hingga tahun 2030 dan akan diubah menjadi Surat Hak Milik (SHM) agar dapat dialihkan kepada pembeli rumah. Proyek ini akan menyediakan hunian bagi MBR sesuai spesifikasi pemerintah, yakni rumah dengan luas tanah 60 meter persegi (m2) dan bangunan 30m2.

Baca Juga :  Transaksi Ajaib Kripto Naik 10 Kali Lipat hinga Oktober 2024

“Dalam rangka penambahan kegiatan usaha, perseroan memerlukan investasi sekitar Rp 84,82 miliar. Sumber pendanaan tersebut diperoleh seluruhnya dari dana internal perseroan,” tulis RSR.

Berdasarkan analisis kelayakan proyek, perseroan berpotensi mengembangkan hingga 1.683 rumah yang akan terjual habis pada tahun 2030 di tanah Bangkalan milik SIG seluas 14,43 hektare tersebut. Untuk menunjang pengembangan proyek, perseroan akan mengoptimalkan sumber daya internal dan dua anak perusahaan, seperti suplai semen dari anak usaha, pemanfaatan BIP untuk dinding rumah dari anak usaha beton, serta jasa konstruksi dari mitra dalam ekosistem Sobat Bangun.

“Perseroan juga memiliki tanah lain yang tersebar di Jawa Timur. Di masa depan, perseroan berpotensi melakukan pengembangan kawasan di lahan milik perusahaan ataupun daerah lain yang sesuai untuk kawasan residensial MBR,” ungkap RSR.