Rupiah vs Dolar AS Hari Ini, Dipicu Keputusan Trump Tunda Tarif

Follback_berita
Bagikan:

JAKARTA, investor.id – Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada Kamis pagi (9/4/2025). Hal itu dipicu keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menunda tarif selama 90 hari.  

Berdasarkan data Bloomberg pada pukul 09.05 WIB di pasar spot exchange, Rupiah menguat 80 poin (0,47%) ke level Rp 16.729,5 per dolar AS. Sedangkan pada perdagangan Rabu (9/4/2025), mata uang rupiah sempat ditutup melemah melemah 69,5 poin (0,41%) di Rp 16.891 per dolar AS.

Baca juga: Pengamat Sebut Rupiah Kembali Stabil karena Intervensi BI

Sementara itu, indeks dolar terpantau turun 0,11 poin menjadi 102,7. Sedangkan imbal hasil obligasi AS 10 tahun terlihat turun 2 poin di level 4,28%.

Dikutip dari Trading View, Pasar keuangan Asia-Pasifik bergerak variatif pada sesi awal perdagangan Kamis (10/4/2025), seiring para pelaku pasar mencerna pengumuman tarif terbaru dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Baca Juga :  BI Gratiskan Biaya MDR QRIS untuk Transaksi hingga Rp500.000

Trump secara mengejutkan mengumumkan penangguhan kenaikan tarif impor selama 90 hari untuk sebagian besar negara, namun tetap menaikkan tarif terhadap produk impor asal China menjadi 125%.

Baca juga: Rupiah Melemah, Pengaruh Tarif Impor Tambahan AS Atas China

Ekonom dan ahli strategi mata uang dari Commonwealth Bank of Australia (CBA) Carol Kong menilai bahwa langkah Trump mengindikasikan potensi berlanjutnya ketegangan dalam perang dagang global. “Tujuan Trump menunjukkan bahwa perang dagang global bisa terus berlangsung. Bahkan, tarif bisa saja kembali dinaikkan,” tulis Kong dalam laporan risetnya.

Mengutip data dari FactSet, nilai tukar USD/KRW (dolar AS terhadap won Korea Selatan) naik 0,6% ke level 1.455,88. Sementara USD/JPY (dolar AS terhadap yen Jepang) turun 0,6% ke posisi 146,86, dan AUD/USD (dolar Australia terhadap dolar AS) melemah 0,4% ke 0,6131.

Baca Juga :  Penentuan Suku Bunga Acuan Amerika Serikat Segera Tiba!

Pasar Saham Global

[#pagebreak#]

Sementara itu, Reuters melaporkan, pasar saham global mencatat rebound signifikan pada Kamis, didorong oleh langkah Trump yang secara tak terduga menunda kenaikan tarif tinggi terhadap puluhan negara. Setelah aksi jual besar-besaran dalam beberapa hari terakhir yang menghapus triliunan dolar kapitalisasi pasar saham dunia, serta menekan obligasi AS dan nilai tukar dolar, pengumuman Trump memberi napas lega sementara bagi pelaku pasar.

Pada sesi sebelumnya, dolar AS mencatat penguatan harian terbesar terhadap yen dalam dua bulan terakhir, dan terhadap franc Swiss dalam lima bulan terakhir. Penguatan ini sebagian besar bertahan di sesi perdagangan Asia pada Kamis.

Namun, Gedung Putih menegaskan bahwa pembalikan kebijakan tarif ini tidak berlaku menyeluruh. Tarif umum sebesar 10% atas hampir seluruh impor ke AS masih tetap berlaku. Selain itu, tarif atas mobil, baja, dan aluminium juga tidak berubah.

Baca Juga :  Pemerintah Targetkan Bullion Bank Beroperasi di QI 2025

Baca juga: Rupiah Melemah Imbas Kekhawatiran Eskalasi Perang Dagang

Trump juga meningkatkan tekanan terhadap China, dengan menaikkan tarif impor dari Negeri Tirai Bambu menjadi 125% dari sebelumnya 104% yang sudah mulai berlaku pada Rabu (9/4/2025).

Sebagai balasan, pemerintah China juga mengumumkan tarif tambahan atas produk-produk asal AS sebesar 84%, serta menjatuhkan sanksi terhadap 18 perusahaan Amerika Serikat, sebagian besar berasal dari sektor pertahanan.

Langkah saling balas tarif ini kembali memanaskan tensi perdagangan global, sekaligus memperkuat posisi emas dan aset safe haven lainnya di tengah ketidakpastian ekonomi yang terus berlanjut.