JAKARTA, investor.id – Bank Indonesia (BI) meyakini saat ini volatilitas rupiah tetap terjaga di tengah perekonomian dunia yang terjadi. Hal ini tidak terlepas dari langkah BI menjalankan sejumlah kebijakan agar stabilitas nilai tukar rupiah tetap terjaga
“Kami akan selalu berada di pasar untuk menjaga agar confidence pelaku pasar,” ucap Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI, Erwin Gunawan Hutapea dalam taklimat media di Gedung Thamrin, Kantor Pusat BI pada Rabu (7/5/2025).
Penguatan strategi stabilisasi nilai tukar Rupiah yang sesuai dengan fundamental melalui intervensi di pasar valas pada transaksi spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), dan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder. Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI posisi nilai tukar rupiah sebesar Rp 16.533 per dolar AS pada Rabu (7/5/2025).
BI memastikan agar mekanisme pasar itu berjalan lancar untuk seluruh pemangku kepentingan. Bila terjadi tekanan rupiah, BI akan melakukan intervensi agar kembali sesuai fundamental.
“Jadi makna dari BI akan selalu berada di pasar yaitu untuk menjaga agar mekanisme pasar bekerja secara sehat, dan memastikan rupiah itu bergerak sesuai dengan fundamental,” terang dia.
Dia mengatakan kondisi rupiah memiliki kaitan erat dengan kepastian ekonomi. Saat terjadi pergerakan nilai tukar rupiah yang tidak pasti maka para pelaku ekonomi sulit untuk merancang kegiatan bisnis yang akan dijalankan ke depannya.
“Dalam perencanaan budgeting kan yang perlu memasukkan unsur nilai tukar dalam komponen pembelian inputnya dia yang nanti itu akan menentukan berapa harga jualnya yang harus diasesmen apalagi kalau kontraknya itu kontrak yang panjang. Ketidakpastian nilai tukar akan membuat kesulitan,” kata Erwin.
Pergerakan nilai tukar rupiah memberikan dampak terhadap kinerja perdagangan hingga jalur keuangan. Oleh karena itu, BI terus melakukan asesmen tentang fundamental yang tepat untuk nilai tukar rupiah.
“BI mengkalkulasi kira-kira dalam satu tahun 2025, berapa nilai tukar fundamental yang harus kita jaga, agar semua indikator-indikator yang ingin kita capai dalam konteks proyeksi pertumbuhan dan seterusnya itu bisa diwujudkan. Meskipun dinamika harian kan gak mungkin kita nafikan,” terang Erwin.