Raksasa Tembaga & Emas (AMMN) Mau Bangun, Target Harga Baru

Raksasa Tembaga & Emas (AMMN) Mau Bangun, Target Harga Baru
Bagikan:

JAKARTA, investor.id – PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) – perusahaan tembaga dan emas raksasa – mencatatkan penurunan kinerja yang signifikan pada kuartal I-2025, namun diperkirakan pulih pada kuartal-kuartal mendatang. Lantas, bagaimana prospek terbaru saham AMMN?

Amman Mineral (AMMN) membukukan rugi kotor US$ 57 juta pada kuartal I-2025 dibandingkan kuartal I-2024 yang mencetak laba kotor US$ 281 juta. Hal itu akibat tidak adanya penjualan, menyusul habisnya izin ekspor perusahaan pada 2024.

Karena Amman Mineral baru mulai memproduksi katoda tembaga pada akhir Maret 2025, perseroan hanya melaporkan penjualan bersih sebesar US$ 2 juta, yang sebagian besar berasal dari pengiriman konsentrat pada kuartal sebelumnya.

“Namun, kami memperkirakan Amman Mineral akan mulai mencatatkan volume penjualan yang lebih tinggi pada kuartal-kuartal mendatang, seiring berjalannya produksi di smelter perseroan yang memungkinkan terjadi pemulihan,” tulis analis Samuel Sekuritas Indonesia, Juan Harahap dan Hernanda Cahyo dalam risetnya.

Baca Juga :  Teladan Prima Agro (TLDN) Ekspansif

Meskipun volume material yang ditambang naik 2% yoy, produksi konsentrat emiten berkode saham AMMN tersebut turun 80 ribu dmt (-55% yoy). Hal itu seiring upaya perseroan yang berfokus pada pengangkutan limbah dan ekstraksi dari bagian luar Fase 8, yang terdiri atas bijih berkadar rendah.

Alhasil, produksi tembaga AMMN pada kuartal I-2025 lebih rendah sebesar 37 juta pon (-62% yoy). Pencapaian tersebut sedikit di bawah proyeksi Samuel Sekuritas, yaitu 19% dari estimasi setahun penuh.

“Sementara itu, segmen emas mencatatkan produksi yang lebih tinggi dari perkiraan sebesar 32 ribu ons (-81% yoy) atau mencapai 37% dari proyeksi kami dan target perusahaan,” ungkap Juan.

Rekomendasi dan Target Harga Saham 

Samuel Sekuritas menyesuaikan proyeksi laba bersih AMMN pada 2025 menjadi -US$ 116 juta dari sebelumnya -US$ 20 juta dan 2026 menjadi US$ 352 juta dari sebelumnya US$ 331 juta. Ini mencerminkan asumsi pemanfaatan smelter yang lebih rendah pada tahun ini sebesar 51% dari sebelumnya 60%.

Baca Juga :  TUGU Angkat Adi Pramana jadi Presiden Direktur Gantikan Tatang Nurhidayat

“Estimasi konservatif tersebut mempertimbangkan masa stabilisasi dan penyetelan yang dibutuhkan sebelum smelter beroperasi secara optimal,” jelas Juan.

Pada 2026, tingkat utilisasi AMMN diperkirakan mencapai 93%, yang akan menghasilkan produksi katoda tembaga sebanyak 205 ribu ton (+81,9% yoy). Peningkatan pemanfaatan smelter akan didukung oleh ekspansi pabrik, yang akan menggandakan kapasitas input dari 40 menjadi 85 juta ton per tahun.

Dengan berbagai faktor tersebut, Samuel Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli untuk saham Amman Mineral (AMMN). Namun, target harga saham AMMN diturunkan menjadi Rp 10.000 dari sebelumnya Rp 12.000.

Target harga baru itu berdasarkan valuasi sum of the parts (SOTP) yang diperbarui setelah penurunan proyeksi laba akibat hasil kuartal I-2025 yang di bawah ekspektasi. “Tetapi, kami percaya bahwa kondisi terburuk bagi AMMN sudah berlalu,” pungkas Juan.

Baca Juga :  OJK Menetapkan Saham PT Cipta Sarana Medika Tbk sebagai Efek Syariah