Harga Emas Naik, tapi Loyo Pekan Ini Gara-Gara Damai Dagang dan Data AS

Harga Emas Naik, tapi Loyo Pekan Ini Gara-Gara Damai Dagang dan Data AS
Bagikan:

NEW YORK, investor.id – Harga emas naik pada Jumat (2/5/2025), setelah sempat menyentuh level terendah dua minggu sebelumnya. Namun, meredanya ketegangan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China dan kuatnya data ketenagakerjaan AS membuat harga emas tetap mencatatkan pelemahan mingguan kedua berturut-turut.

Di pasar spot, emas tercatat naik 0,5% menjadi US$ 3.255,01 per ons, usai jatuh ke level terendah sejak 14 April pada perdagangan Kamis (1/5/2025). Sementara itu, kontrak berjangka emas AS naik 1,3% ke US$ 3.262,10 per ons.

Sepanjang pekan ini, harga emas terkoreksi 2,1%, padahal sempat mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) di level US$ 3.500,05 per ons pada 22 April.

Kementerian Perdagangan China menyatakan bahwa AS bersedia membuka kembali negosiasi tarif, dan Beijing siap untuk berdialog. Hal ini menekan permintaan emas sebagai aset safe haven.

“Level US$ 3.500 mungkin jadi batas atas emas untuk sementara, apalagi jika kesepakatan dagang mulai tercapai dan investor beralih ke aset berisiko,” ujar Senior Market Strategist di RJO Futures Daniel Pavilonis.

Baca Juga :  Harga Minyak dan Emas Global Kompak Menguat Jelang Keputusan

Data Ketenagakerjaan AS

Sementara itu, harga emas sempat memangkas kenaikan setelah rilis data nonfarm payroll AS yang menunjukkan penambahan 177 ribu pekerjaan pada April, meskipun angka Maret direvisi turun menjadi 185 ribu. Perkiraan sebelumnya hanya 130 ribu pekerjaan.

Namun, para analis menilai laporan ini masih bersifat backward-looking alias belum sepenuhnya mencerminkan dampak dari kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump yang fluktuatif.

Rilis data tenaga kerja ini juga membuat pelaku pasar mengurangi spekulasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada Juni. Akibatnya, imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun naik, yang biasanya mengurangi daya tarik emas sebagai aset tanpa imbal hasil.