Harga Emas Bisa Bangkit? Ini Jawaban JP Morgan 

Harga Emas Bisa Bangkit? Ini Jawaban JP Morgan 
Bagikan:

JAKARTA, Investor.id – Harga emas diyakini bisa bangkit, kendati belakangan ini tertekan, baik di pasar ritel maupun forex (XAUUSD). Prospek harga emas ke depan masih solid. 

JP Morgan, bank investasi asal Amerika Serikat (AS), percaya harga emas bakal melejit, setelah mencermati perkembangan selama bulan April 2025. Ada beberapa pertimbangan JP Morgan dalam menerawang harga emas. 

Pertama, JP Morgan menilai, perang tarif bea masuk (BM) oleh AS bisa memicu resesi dan stagflasi di negara itu. Ini akan menopang bull run harga emas. 

Kedua, pada kuartal I tahun ini, JP Morgan mencatat, permintaan emas oleh investor dan bank sentral sangat besar, mencapai 710 ton. Kalau sudah begini, harga disebut bakal terus reli. 

“Hitungan kami, harga emas bisa flat jika permintaan bersih mencapai 350 ton. Setiap kenaikan permintaan 100 ton, harga bakal naik 2% secara kuartalan,” tulis JP Morgan, dikutip Minggu (27/4/2025). 

Baca Juga :  Harga Emas Perhiasan Hari Ini, Sabtu 10 Mei 2025

Kondisi saat ini, tulis JP Morgan, mendukung bank sentral untuk borong emas hingga 900 ton. Investor, terutama asal China dan pengelola ETF juga gencar memborong emas. 

JP Morgan menilai, aksi bank sentral memborong emas bakal terus berlanjut, didorong oleh ketidakpastian ekonomi, perdagangan, kebijakan tarif AS, hingga konflik geopolitik. Ini akan terus terjadi, kendati harga emas sudah di level tinggi. 

Rekomendasi dan Target Harga 

JP Morgan menilai, emas saat ini menjadi aset lindung nilai paling optimal bagi investor, dikaitkan dengan potensi stagflasi, resesi, dan risiko kebijakan AS selama 2025 dan 2026. 

JP Morgan pada akhir Maret 2025 mencari tahu, apakah harga emas bisa tembus US$ 4.000 per troy ounce (oz). Hasilnya, harga itu bisa dicapai. 

“Kami melihat harga emas akan berada di kisaran US$ 3.675 per oz pada kuartal IV-2025 dan melampaui US$ 4.000 per oz pada kuartal II-2026,” tulis broker itu. 

Baca Juga :  Harga Emas Sentuh Rekor Baru, Lalu Turun, Kenapa?