Bank Dunia Sebut Harga Komoditas Akan Anjlok Tahun Depan

Bank Dunia Sebut Harga Komoditas Akan Anjlok Tahun Depan
Bagikan:

WASHINGTON, investor.id – Bank Dunia memrediksikan harga komoditas akan anjlok pada 2026. Lembaga keuangan internasional tersebut memperkirakan melemahnya pertumbuhan global yang sebagian disebabkan oleh gejolak perdagangan.

Hal ini akan mendorong harga komoditas global turun 12% pada 2025 dan 5% lagi pada 2026 ke level terendah era sebelum pandemi Covid-19 pada 2020-an secara riil.

Laporan Prospek Pasar Komoditas terbaru dari pemberi pinjaman pembangunan itu menunjukkan harga komoditas yang disesuaikan dengan inflasi akan jatuh ke rata-rata 2015-2019 dalam dua tahun ke depan. Ini menandai berakhirnya lonjakan harga yang dipicu oleh pemulihan ekonomi pandemi Covid-19 dan invasi Rusia ke Ukraina pada 2022.

Penurunan tersebut dapat meredakan risiko inflasi jangka pendek yang muncul dari tarif baru AS yang tinggi dan meningkatnya hambatan perdagangan secara global, tetapi juga dapat berdampak negatif bagi negara-negara berkembang yang mengekspor komoditas.

Baca Juga :  Harga Emas Antam (ANTM) Hari Ini Jatuh Dalam

“Harga komoditas yang lebih tinggi telah menjadi berkah bagi banyak negara berkembang, dua pertiganya adalah pengekspor komoditas. Tetapi sekarang kita melihat volatilitas harga tertinggi dalam lebih dari 50 tahun. Kombinasi volatilitas harga yang tinggi dan harga yang rendah menimbulkan masalah,” ungkap Kepala Ekonom Bank Dunia Indermit Gill dalam pernyataan resmi seperti dikutip Reuters, Rabu (30/4/2025).

Ia mengatakan negara-negara ini harus meliberalisasi perdagangan jika memungkinkan, memulihkan disiplin fiskal, dan menciptakan lingkungan yang lebih ramah bisnis untuk menarik modal swasta.

Lonjakan harga energi menambah lebih dari dua poin persentase pada inflasi global pada 2022, tetapi penurunan harga pada 2023 dan 2024 telah membantu meredam inflasi, kata laporan Bank Dunia.

Harga energi diperkirakan akan turun sebesar 17% ke level terendah dalam lima tahun sebelum turun 6% lagi pada 2026, kata laporan itu.

Baca Juga :  Harga Emas Ngacir Usai Trump Umumkan Tarif Baru

Harga minyak mentah Brent diramalkan akan mencapai rata-rata US$ 64 per barel pada 2025 yang telah turun US$ 17 dari 2024, namun hanya akan mencapai US$ 60 per barel pada 2026 di tengah pasokan yang melimpah dan permintaan yang menurun, sebagian karena pesatnya adopsi kendaraan listrik di China, pasar otomotif terbesar di dunia.

Harga minyak mentah Brent diperdagangkan pada harga US$ 64,80 per barel pada Selasa (29/4/2025).

Harga batu bara diperkirakan akan turun 27% pada tahun 2025 dan 5% lebih lanjut pada 2026, karena pertumbuhan konsumsi batu bara untuk pembangkit listrik di negara-negara berkembang melambat.

Harga pangan juga diperkirakan akan turun, turun 7% pada 2025 dan 1% lagi pada 2026. Tetapi hal ini tidak akan banyak membantu meredakan kerawanan pangan di beberapa negara yang paling rentan, karena angka bantuan kemanusiaan menyusut dan konflik bersenjata memicu kelaparan akut.

Baca Juga :  Harga Emas Perhiasan Hari Ini, Rabu 2 April 2025

Laporan Bank Dunia juga meramalkan harga emas kemungkinan akan mencapai rekor baru pada 2025 karena investor mencari tempat yang aman untuk modal di tengah meningkatnya ketidakpastian, tetapi harga akan stabil pada 2026.