JAKARTA, investor.id – Indeks harga saham gabungan (IHSG) melesat 4,79% atau 286,03 poin ke level 6.254,02 pada perdagangan Kamis (10/4/2025) kemarin.
Penguatan didorong oleh sentimen global positif setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump menunda pelaksanaan tarif impor tambahan terhadap sejumlah negara, termasuk Indonesia, selama 90 hari.
Baca juga: Harga Emas Tembus Rekor Tertinggi Imbas Perang Dagang AS-China Memanas
Dari sisi domestik, penguatan nilai tukar rupiah ke level JISDOR Rp 16.779 turut menopang sentimen pasar.
Namun pada 9 April 2025 lalu, Reuters sempat melaporkan ratusan orang Indonesia berbondong-bondong membeli emas batangan. Mereka berharap bahwa nilai logam mulia itu dapat melindungi mereka dari masa ekonomi yang lebih sulit di masa mendatang karena mata uang dan pasar saham sempat jatuh.
Alasan Warga
[#pagebreak#]
Suhud Syahrani, 35, yang bekerja di sektor teknologi informasi, membeli beberapa batangan emas batangan.
Ia mengatakan telah meneliti berbagai pilihan investasi jangka panjang, berharap dapat membeli rumah suatu hari nanti, dan bersyukur tidak memilih untuk menaruh uangnya di saham atau reksa dana.
“Pasar saham hancur. Ekonomi kita sedang melemah,” ungkapnya dilaporkan Reuters pada 9 April lalu.
Baca juga: BERITA POPULER: Harga Emas Antam (ANTM) Ukir Rekor hingga Harga Wajar Saham BBRI
Ratusan orang juga membentuk antrean panjang di toko emas yang dioperasikan oleh Aneka Tambang selama liburan karena harga emas global melonjak, media lokal melaporkan. Emas sempat mencapai rekor tertinggi US$ 3.167,57 per ons pada 3 April, didorong oleh kekhawatiran perang dagang.
“Sekarang adalah era ketidakpastian. Ini luar biasa. Karena perang dagang, timbal balik (tarif), ada dampak yang luar biasa pada harga emas dan orang-orang memahami ini dan mereka berharap untuk melindungi kekayaan mereka terhadap inflasi,” kata Direktur Pemasaran dan Pengembangan Produk di PT Pegadaian Elvi Rofiqotul Hidayah dikutip dari Reuters.