Harga Bitcoin (BTC) mengalami lonjakan luar biasa tahun ini, dengan harga naik hampir 150 persen. Faktor utama di balik kenaikan ini adalah meningkatnya permintaan, terbatasnya pasokan, dan pengaruh kebijakan ekonomi global.
Melansir dari crypto.news, harga Bitcoin melonjak karena permintaan yang terus meningkat, sementara pasokannya tetap terbatas. Data dari SoSoValue menunjukkan bahwa ETF Bitcoin Spot telah mengumpulkan lebih dari US$ 36 miliar aset, sehingga total nilai gabungan ETF Bitcoin kini melampaui US$ 120 miliar.
Permintaan Tinggi, Pasokan Terbatas
Di sisi lain, pasokan Bitcoin tumbuh dengan lambat. Kesulitan penambangan yang meningkat membatasi produksi Bitcoin baru, dan menurut data dari Coinglass, jumlah Bitcoin yang tersedia di bursa terus menurun sepanjang tahun ini. Ketidakseimbangan antara permintaan yang besar dan pasokan yang terbatas ini berpotensi mendorong harga Bitcoin lebih tinggi di masa mendatang.
Perusahaan seperti MicroStrategy menjadi contoh bagaimana Bitcoin menarik minat korporasi. Dengan strategi investasi pada Bitcoin, perusahaan ini tumbuh dari skala kecil menjadi bernilai US$ 90 miliar.
Pengaruh Kebijakan The Fed
Faktor ekonomi global, khususnya kebijakan The Fed juga memainkan peran penting dalam tren Bitcoin. Diperkirakan The Fed akan kembali memangkas suku bunga sebesar 0,25 persen pada pertemuan mendatang, sehingga total pemotongan suku bunga tahun ini mencapai 1 persen. Penurunan suku bunga biasanya mendorong investor untuk memindahkan dana dari aset dengan imbal hasil rendah ke aset berisiko seperti Bitcoin.
Namun, ada kemungkinan resiko dari kebijakan ini. Inflasi masih menjadi tantangan besar. Data terbaru menunjukkan inflasi utama meningkat menjadi 2,7 persen, sementara inflasi inti, yang tidak memperhitungkan harga energi dan makanan, tetap di 2,2 persen. Hal ini dapat mendorong The Fed untuk bersikap lebih berhati-hati (hawkish) meskipun suku bunga dipangkas, mengingat tekanan inflasi yang masih tinggi.
Jika The Fed mengisyaratkan siklap hawkish, maka hal ini dapat memperlambat lonjakan harga Bitcoin. Sebaliknya, jika mereka tetap dovish, Bitcoin kemungkinan besar akan terus menguat.
Analisis Harga Bitcoin
Secara teknikal, grafik harian Bitcoin menunjukkan tren positif. Harga Bitcoin tetap berada di atas semua rata-rata pergerakan utama, yang menunjukkan bahwa momentum bullish masih kuat. Selain itu, pola cup and handle pada grafik menunjukkan potensi kenaikan harga lebih lanjut.
Namun, ada juga tanda-tanda yang perlu diwaspadai. Pola rising wedge, yang seringkali mengindikasikan pembalikan tren, mulai terbentuk. Selain itu, indikator teknikal seperti MACD dan Relative Strength Indeks (RSI) menunjukkan divergensi bearish, yang berarti tekanan turun mungkin akan muncul dalam jangka pendek.
Para analis memprediksi adanya kemungkinan harga Bitcoin akan terkoreksi ke US$ 103.000 dalam waktu dekat, terutama setelah keputusan suku bunga The Fed. Meski begitu, prospek jangka panjang untuk Bitcoin tetap cerah, didukung oleh permintaan yang kuat dan adopsi yang berkembang.
The post The Fed Diisukan Bikin Harga Bitcoin Anjlok? Ini Penjelasannya appeared first on Cryptoharian.