JAKARTA, investor.id – PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST) telah menyiapkan siasat untuk menatap industri infrastruktur digital selepas konsolidasi operator jaringan seluler (Mobile Network Operator/MNO).
Belum lama ini, tiga operator besar yaitu PT XL Axiata Tbk, PT Smartfren Telecom Tbk, dan PT Smart Telecom menjadi PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (EXCL) resmi menuntaskan inisiatif penggabungan usaha atau merger pada Kamis 17 April 2025 lalu.
Direktur Utama IBST Ramadhan Kurnia Nusa menilai, konsolidasi tersebut merupakan langkah positif untuk memperkuat fundamental industri telekomunikasi di Indonesia. Kendati, akan berdampak pada tingkat utilisasi aset (assets utilization).
Namun, lepas dari itu, infrastruktur digital merupakan industri yang tetap menarik dan akan terus berkembang. “Kami berharap, industri telekomunikasi bakal lebih sehat dan efisien selepas konsolidasi MNO ini,” ujar Ramadhan dalam paparan publik di Jakarta, Rabu (23/4/2025).
IBST pun terus menjalin komunikasi intensif dengan XLSmart selaku entitas baru hasil merger menyangkut pengelolaan operasional khususnya relokasi kontrak sewa menara seusai merger. Kata Ramadhan, IBST masih menunggu skenario akhir dari proses merger tersebut.
“Tapi yang jelas, kami (IBST) memiliki kontrak jangka panjang dengan operator yang tetap berlaku dan mengikat sekalipun sudah terbentuk entitas baru dari hasil konsolidasi,” tegas dia.
Dalam jangka pendek dan menengah, IBST selaku penyedia infrastruktur telekomunikasi yang tergabung dalam emiten menara Grup Djarum, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), telah menyiapkan strategi untuk memperkuat sinergi antar-unit guna mendorong peningkatan EBITDA dan efisiensi margin.
Pemulihan EBITDA
Pada tahun buku 2024, EBITDA perseroan tercatat sebesar Rp 579 miliar, terkoreksi 29,7% dibandingkan tahun sebelumnya. Diikuti pelemahan dari sisi EBITDA margin dari 74,3% pada 2023, menjadi 67,2% pada 2024. Namun, rasio pinjaman bersih terhadap EBITDA kuartalan tahunan (LQA) justru menunjukkan perbaikan, dengan mengalami penurunan dari 2,2 kali pada 2023 menjadi 1,6 kali di 2024.
Dari sisi infrastruktur, IBST mencatatkan pertumbuhan moderat jumlah menara menjadi 3.245 unit pada akhir 2024, atau naik 0,3% secara tahunan. Jumlah penyewaan menara sedikit menurun 0,6% menjadi 3.879 unit.
Sementara itu, infrastruktur kabel serat optik (fiber optic) menunjukkan ekspansi signifikan dengan panjang jaringan mencapai 16.559 kilometer, naik dari 15.229 kilometer pada 2023. Ekspansi tersebut menjadi bagian dari strategi perusahaan dalam memperluas konektivitas dan memperkuat layanan fiber to the tower (FTTT) yang semakin dibutuhkan di era transformasi digital dan adopsi teknologi 5G.
Berbekal posisi kontrak yang kuat, sinergi grup, serta ekspansi infrastruktur yang terus berjalan, IBST optimistis industri digital infrastruktur nasional tetap prospektif dan mampu bertumbuh meski di tengah dinamika konsolidasi operator seluler besar.