JAKARTA, investor.id – PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam mencatatkan laba kuartal I-2025 yang melampaui ekspektasi berkat kuatnya kinerja emas dan bijih nikel. Lantas, bagaimana prospek saham ANTM?
Antam berhasil membukukan laba bersih Rp 2,1 triliun pada kuartal I-2025, melonjak 47,4% qoq atau 794,1% yoy. “Laba Antam mencapai 51,9% dari estimasi konsensus setahun penuh,” tulis analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Wilbert Arifin dalam risetnya.
Menurut dia, pencapaian itu ditopang oleh kinerja pendapatan yang solid, dengan total penjualan mencapai Rp 26 triliun, tumbuh 0,6% qoq atau 203,4% yoy. Margin laba kotor meningkat dari 9,2% menjadi 13,9% atau bertambah 469 bps qoq.
Adapun margin EBITDA emiten berkode saham ANTM tersebut naik signifikan menjadi 11,4% atau bertambah 565 bps qoq. “Hal itu didorong oleh profitabilitas yang lebih kuat di segmen emas dan nikel. Margin laba bersih juga membaik mencapai 8,1% atau meningkat 259 bps qoq,” ungkap Wilbert.
Secara operasional, Antam (ANTM) membukukan volume penjualan emas sebanyak 13,7 ton pada kuartal I-2025 atau turun 9,7% qoq, namun melesat 93,2% yoy. Penjualan emas ANTM disokong oleh permintaan domestik yang tetap kuat di tengah kenaikan harga emas dan ketidakpastian ekonomi yang berlanjut.
“Pembeli institusi seperti Bank Syariah Indonesia (BSI) dan Pegadaian menyumbang masing-masing 10% dan 3,6% terhadap total penjualan emas ANTM. Pembelian emas oleh BSI naik 38,8% qoq, yang mencerminkan peningkatan minat investor ritel,” jelas dia.
Di sisi lain, meski volume penjualan feronikel (FeNi) turun menjadi 4,8 ton (-37,6% qoq), volume penjualan bijih nikel melonjak menjadi 3,8 juta ton (+44,9% qoq). Hal ini sejalan dengan keputusan strategis ANTM untuk memprioritaskan penjualan bijih nikel di tengah harga indeks nikel global yang melemah.
Sebaliknya, harga bijih nikel domestik tetap menarik berkat pasokan yang terbatas akibat keterlambatan izin RKAB tahun lalu. Harga premium ini diperkirakan akan terus berlanjut setidaknya hingga kuartal II-2025, yang bakal menopang margin segmen nikel ANTM.
Rekomendasi dan Target Harga Saham
Adapun volume penjualan bauksit ANTM sebesar 545 ribu ton (-14,7% qoq). Ini menjadi segmen dengan kinerja terlemah pada kuartal I-2025, karena hanya mencapai 12% dari target manajemen setahun penuh.
Namun, prospek segmen bauksit diperkirakan membaik seiring dimulainya pengoperasian kilang SGAR Mempawah yang dijadwalkan pada semester I-2025. Sementara itu, penjualan alumina tetap stabil sebanyak 44 ribu ton (-0,1% qoq), meskipun harga rata-ratanya naik menjadi Rp 9.982/kg (+16% qoq).
Sementara itu, pada sesi 1 perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (6/5/2025), saham ANTM terus diburu pemodal. Harganya melonjak 6,47% ke level Rp 2.470.
Dalam sepekan terakhir, saham ANTM telah menguat 13,3% dan sebulan melesat 76,4%. Secara year to date (ytd), ANTM melejit 61,9%.
Indo Premier Sekuritas tetap menyematkan peringkat beli untuk saham Antam (ANTM). Target harga saham ANTM dipatok sebesar Rp 2.500.
“Kami tegaskan kembali ANTM sebagai pilihan utama. Saat ini, ANTM diperdagangkan pada P/E 2025 sebesar 11 kali, dengan pertumbuhan laba per saham (EPS) dan arus kas bebas yang kuat,” tulis analis Indo Premier Sekuritas, Ryan Winipta dan Reggie Parengkuan dalam risetnya.