JAKARTA, investor.id – PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam mencetak profitabilitas yang solid pada kuartal I-2025, didukung oleh penjualan bijih nikel dan peningkatan margin bisnis emas. Alhasil, muncul target harga baru saham ANTM.
Antam (ANTM) berhasil membukukan pendapatan yang relatif stabil sebesar Rp 26,2 triliun pada kuartal I-2025, tumbuh 1% qoq atau 203% yoy. Pendapatan tersebut melampaui ekspektasi BRI Danareksa Sekuritas dan konsensus analis, karena mencapai 35% dan 34% dari estimasi setahun penuh.
“Pencapaian itu ditopang oleh penjualan emas yang tetap kuat sebanyak 13,7 ton, meski turun 9,7% qoq, serta penjualan bijih nikel sebesar 3,8 juta wmt atau meningkat signifikan 45% qoq,” tulis analis BRI Danareksa Sekuritas, Timothy Wijaya dan Naura Reyhan Muchlis dalam risetnya.
Adapun margin emas Antam meningkat menjadi 7,9% dan margin nikel terdongkrak menjadi 35%. Kenaikan margin nikel seiring dengan lonjakan penjualan bijih nikel (+45% qoq). Sedangkan penjualan feronikel (FeNi) emiten berkode saham ANTM tersebut turun 38% qoq.
“Dengan demikian, ANTM membukukan laba bersih Rp 2,1 triliun pada kuartal I-2025, meningkat 47% qoq atau 8 kali lipat yoy. Pencapaian itu jauh di atas estimasi kami dan konsensus sebesar 40% dan 51%,” ungkap Timothy.
Sementara itu, ANTM tengah mempromosikan aplikasi emas BRANKAS, yang merupakan singkatan dari ‘Berencana Aman Kelola Emas’. Ini aplikasi terbaru ANTM yang memungkinkan pembelian emas digital.
ANTM memberi diskon sekitar Rp 57.900 per gram dibandingkan harga emas fisik serta tambahan diskon Rp 1.500 per gram untuk pembeli korporat. Emas digital tersebut dapat dicetak dan dikirim kepada pembeli setelah masa tunggu 15-20 hari kerja, tergantung ketersediaan pasokan.
Aplikasi emas digital ini juga membebankan biaya keanggotaan tahunan yang dihitung berdasarkan jumlah kepemilikan emas, mulai dari Rp 100.000 hingga Rp 9 juta per tahun untuk akun individu (maksimal 15 kg) dan Rp 4 juta hingga Rp 6 miliar per tahun untuk akun korporat (maksimal 10 ton).
Target Harga Baru Saham ANTM
Berdasarkan panduan terbaru ANTM, BRI Danareksa Sekuritas merevisi asumsi harga emas menjadi US$ 2.900 per ons, mengimplikasikan margin emas yang lebih tinggi sebesar 7% dibandingkan sebelumnya 6%.
Revisi tersebut sekaligus meningkatkan proyeksi pendapatan ANTM pada 2025, 2026, dan 2027 masing-masing sebesar 6%, 0%, dan 0% menjadi Rp 79,2 triliun, Rp 72,5 triliun, dan Rp 73,8 triliun.
Proyeksi laba bersih ANTM juga dinaikkan sebesar 22%, 0,7%, dan 0,5% menjadi Rp 6,5 triliun, Rp 5,5 triliun, dan Rp 5,7 triliun.
Dengan berbagai faktor tersebut, BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan rekomendasi buy saham Antam (ANTM). Target harga baru saham ANTM sebesar Rp 3.000, naik dari sebelumnya Rp 2.000.
Target harga tersebut berdasarkan proyeksi PE 2025 sebesar 11 kali atau sama seperti sebelumnya. Adapun risiko utamanya jika terjadi penurunan harga nikel, rendahnya tingkat utilisasi, dan keterlambatan dalam pelaksanaan proyek.