JAKARTA, investor.id – Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali menguat pada Senin pagi (14/4/2025). Hal itu seiring terpukulnya dolar AS karena meningkatnya kekhawatiran atas resesi AS.
Berdasarkan data Bloomberg pada pukul 09.18 WIB di pasar spot exchange, Rupiah menguat 16 poin (0,1%) ke level Rp 16.779,5 per dolar AS. Sedangkan pada perdagangan Jumat (11/4/2025), mata uang rupiah sempat ditutup naik sebesar 27,5 poin (0,16%) berada di level Rp 16.795,5 per dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar terpantau turun 0,64 poin menjadi 99,45. Sedangkan imbal hasil obligasi AS 10 tahun terlihat naik 20 poin di level 4,47%.
Analis mata uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS terpukul oleh meningkatnya kekhawatiran atas resesi AS, terutama karena Washington dan Beijing saling mengenakan tarif yang sangat besar. Presiden Donald Trump pada hari Kamis menaikkan tarif terhadap China hingga 145% yang belum pernah terjadi sebelumnya, sementara tarif China sebesar 84% terhadap AS juga mulai berlaku.
Para pedagang khawatir atas dampak dari serentetan tarif, mengingat AS masih mengimpor beberapa bahan yang sulit digantikan dari China. “Meskipun Trump menunda rencana tarif perdagangan timbal balik terhadap negara lain selama 90 hari, perang dagang dengan China masih berpotensi menimbulkan implikasi yang mengerikan bagi importir dan eksportir Amerika,” ungkap Ibrahim, Jumat (11/4/2025).
Ibrahim menambahkan, dolar juga terpukul oleh data inflasi konsumen yang lebih rendah dari perkiraan untuk Maret, yang mendorong beberapa taruhan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga lebih cepat, terutama di tengah meningkatnya tekanan ekonomi dari perang dagang.
Sikap Bank Sentral
Namun, Ibrahim menambahkan, bank sentral telah mengambil sikap yang sangat hati-hati atas kebijakan Trump. Penurunan harga Treasury AS yang berkelanjutan, di tengah keraguan atas ekonomi AS di bawah Trump, juga menambah tekanan pada dolar.
Selain itu, lanjut dia, China secara luas diperkirakan akan membiarkan mata uangnya melemah lebih jauh dalam beberapa minggu mendatang, mengingat yuan yang lebih murah membuat ekspor China lebih menarik. Langkah ini diharapkan dapat membantu mengimbangi beberapa hambatan dari perang dagang yang sengit dengan AS.
“Mata uang rupiah hari ini diprediksi fluktuatif. Namun, rupiah ditutup menguat direntang Rp 16.740 – 16.800,” tutup Ibrahim.