Respons Negatif Pasar Atas Pernyataan Trump Beri Kekuatan Rupiah Hari Ini

Respons Negatif Pasar Atas Pernyataan Trump Beri Kekuatan Rupiah Hari Ini
Bagikan:

JAKARTA, investor.id – Respons negatif pasar atas pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump beri kekuatan rupiah hari ini. Presiden Direktur PT Doo Financial Futures Ariston Tjendra memperkirakan nilai tukar rupiah menguat, seiring persepsi negatif yang meminta pemangkasan suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed).

“Tekanan terhadap dolar AS terbaru datanya dari persepsi negatif pasar terhadap pernyataan Trump yang meminta Bank Sentral AS untuk memangkas suku bunga acuannya,” jelas Ariston dalam catatan Senin.

Kurs rupiah hari ini dalam posisi menguat dengan nilai tukar rupiah naik 62,5 poin (0,37%) dari posisi Rp 16.814 terhadap dolar AS, menurut data Bloomberg yang diakses Senin (21/4/2025) pukul 13.00 WIB.

Pernyataan tersebut dianggap mengintervensi tugas The Fed yang bisa berdampak buruk ke perekonomian AS. Dalam sebuah unggahan di media sosial miliknya Truth Social pada 17 April 2025, Trump menyatakan soal memecat Gubernur The Fed Jerome Powell. Trump menanti-nanti momen ketika Powell diberhentikan dari jabatannya sebagai pucuk pimpinan bank sentral AS.

Baca Juga :  BEI Gelar Road to CMSE 2025, Dorong Literasi dan Inklusi Pasar Modal

Bahkan, pada hari yang sama, berbagai media internasional juga melaporkan Trump telah menegaskan ketidaksenangannya. “Saya tidak senang dengan dia. Saya membuat dia mengetahuinya,” ucap Trump tentang Powell. Salah satu pemicu yang membuat Trump tak suka dengan Powell adalah mengenai paparan penilaian suram oleh gubernur The Fed itu terhadap prospek ekonomi terhadap perombakan tarif besar-besaran Trump sejak 3 April 2025.

Selain itu, beberapa kali Trump telah mendorong bank sentral AS tersebut untuk segera menurunkan suku bunga. Tetapi Powell mengatakan pihaknya masih membutuhkan kejelasan yang lebih besar mengenai dampak kebijakan tarif Trump, sebelum melakukan tindakan apapun.

Penguatan rupiah juga dipengaruhi pelemahan dolar AS yang tertekan dampak negatif dari kenaikan tarif terhadap perekonomian AS karena kenaikan harga-harga barang konsumsi.

“Potensi penguatan ke arah Rp 16.700, dengan resisten di kisaran Rp 16.830,” imbuhnya.

Baca Juga :  Mantan CEO Alameda Mulai Jalani Hukuman Terkait Kasus FTX

Ariston melaporkan nilai tukar regional pada Senin pagi rata-rata menguat terhadap dolar AS, sehingga rupiah pun bisa turut menguat.

“Indeks dolar AS pagi ini bergerak lebih rendah dari pekan lalu di kisaran 98 dari sebelumnya di atas 99,” sebut Ariston.

Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan Senin pagi di Jakarta menguat sebesar 46 poin atau 0,27% ke level Rp 16.831 per dolar AS dari sebelumnya di level Rp 16.877 per dolar AS.