JAKARTA, investor.id – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi sebesar 17,2 poin (0,27%) ke level 6.421,02 pada penutupan sesi I, Senin (21/4/2025). Pilarmas Investindo Sekuritas menjelaskan, IHSG hari ini goyah karena prediksi IMF yang menyebutkan tarif yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memperlambat ekonomi global.
Pilarmas merekomendasikan saham ICBP untuk perdagangan di sesi II.
Pilarmas menjelaskan, Monetary Fund (IMF) dalam outlook terbaru ekonomi Global ditengah tantangan tarif yang diprediksi memangkas proyeksi pertumbuhan namun tidak terjadi resesi dengan kata lain proyeksi pertumbuhan yang baru memang akan mencerminkan penurunan signifikan, namun tidak sampai pada level resesi.
“IMF juga menyampaikan ketegangan perdagangan telah menyebabkan penurunan kepercayaan antarnegara,” tulis Pilarmas dalam risetnya, Senin (21/4/2025).
Di sisi lain, lanjut Pilarmas, pasar merespon pernyataan Donald Trump di media social terkait pemecatan Ketua The Fed Jerome Powell tidak bisa cepat, dan menyerukan the Fed AS untuk memangkas suku bunga.
“Pasar menilai ini akan mengancam independensi The Fed da terlihat Trump tampaknya frustasi karena The Fed belum memangkas suku bunga acuannya,” tambah Pilarmas.
Sementara itu Bank sentral China (PBoC) diperkirakan mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah selama enam bulan berturut-turut pada bulan April 2025. Suku bunga acuan pinjaman satu tahun dipertahankan pada 3,1%, sedangkan LPR lima tahun tetap pada 3,6%.
“Keputusan ini sebagai upaya stabilisasi yuan di tengah ketidakpastian ekonomi yang sedang berlangsung seiring dengan meningkatnya ketegangan perdagangan dengan AS,” papar Pilarmas.
Sentimen Dalam Negeri
Sedangkan sentimen dari dalam negeri, Pilarmas menambahkan, pertemuan delegasi Indonesia dengan United States Trade Representative (USTR) dan Departemen Perdagangan AS di Washington, DC. Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat (AS) sepakat menyelesaikan perundingan tarif perdagangan bilateral dalam jangka waktu 60 hari ke depan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengkhawatirkan terdapat potensi pemberlakuan tarif impor AS terhadap produk Indonesia hingga 47%. Pasar menilai Ini belum menunjukan hasil negosiasi yang konkret kedua pihak.
“Sehingga ini akan berdampak daya saing ekspor Indonesia sehingga kedepannya ini akan memberikan dampak pada surplus neraca perdagangan Indonesia,” jelas Pilarmas.
Sementara itu, Pilarmas menyebut, saat ini neraca perdagangan Indonesia masih mencatatkan surplus, dimana Badan Pusat Statistik (BPS) Neraca perdagangan masih mencatat surplus pada Maret 2025 sebesar US$ 4,33 miliar.
Namun, Pilarmas menilai, pasar khawatir tarif resiprokal dilakukan AS, dapat berdampak pada penurunan neraca perdagangan kedepannya jika proses negosiasi tarif resiprokal diberlakukan dan potensi dikenakan tarif lebih tinggi.
Pada sesi pertama hari ini, saham-saham yang mengalami kenaikan FITT, FMII, DILD, BABY, TYRE. Sedangkan saham-saham yang mengalami penurunan terbesar HADE, KOTA, TAXI, BAPI, SMDM.
Pilarmas merekomendasikan saham ICBP untuk perdagangan di sesi II. “Kami merekomendasikan ICBP buy dengan support dan resistance di 10.325 – 10.900,” tutup Pilarmas.