Cryptoharian – Harga Bitcoin (BTC) mengalami fluktuasi besar sejak Wakil Presiden Amerika, yakni Kamala Harris maju sebagai kandidat calon pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Di tengah ketidakpastian Pilpres ini, para trader memperkirakan pergerakan harga yang lebih liar sebelum dan sesudah pemungutan suara.
Melansir dari crypto.news, pada 29 Oktober 2024 lalu Bitcoin mencoba untuk menembus rekor tertinggi sebelumnya di angka US$ 73.738, namun mengalami kegagalan. Saat ini, harga Bitcoin berada di sekitar US$ 69.000.
Para ahli memperkirakan volatilitas harga yang semakin besar karena kedua kandidat memiliki pandangan terhadap regulasi aset digital.
Beberapa platform prediksi kripto seperti Polymarket dan Kalshi, menunjukkan kecenderungan dalam dukungan pada Donald Trump. Di Polymarket, 61,1 persen taruhan memprediksi kemenangan Trump, sedangkan Kalshi memberikan peluang kemenangan Trump sebesar 56,8 persen dibandingkan Harris di 43,2 persen.
:”Pasar prediksi memang memberikan gambaran ekspektasi para trader, walaupun belum tentu akurat dalam memprediksi hasil Pilpres,” ungkap Kepala Analis di Bitget Research, Ryan Lee.
Trump Menangkan Hati Investor Kripto
Dalam hal ini, Trump berhasil menarik minat komunitas kripto dengan janji-janji yang mendukung Bitcoin. Ia berjanji untuk membentuk cadangan Bitcoin nasional dan menjadikan Amerika sebagai pemimpin dalam penambangan Bitcoin.
Di sisi lain, Harris menunjukkan pendekatan yang lebih hati-hati dan belum memberikan dukungan langsung pada aset kripto. Hal inilah yang membuat sebagai investor melihat Trump sebagai kandidat yang lebih ramah kripto.
Selain itu, data menunjukkan adanya pergeseran dana institusional di pasar kripto menjelang pemilihan presiden. ETF Bitcoin dari Farside Investors mencatat penarikan sebesar US$ 541,10 juta pada 4 November.
Namun, sebelumnya ketika peluang kemenangan Trump tinggi seperti pada 30 Oktober lalu, ETF Bitcoin mencatat arus masuk sebesar US$ 893,3 juta.
Data dari Deribit pun menunjukkan bahwa Bitcoin bisa saja berada antara level US$ 60.000 hingga US$ 80.000 dalam beberapa minggu pasca pilpres. Indeks Volatilitas Bitcoin Deribit menunjukkan kenaikan yang konsisten sejak akhir September.
Jika pada akhirnya ternyata Bitcoin berhasil melampaui rekor tertingginya, maka para analis memprediksi Bitcoin akan naik hingga US$ 80.000.
Para ahli menyarankan agar investor tetap berhati-hati, karena banyak faktor ekonomi lain yang turut mempengaruhi harga kripto. Markus Thielen, CEO 10x Research menyatakan bahwa adopsi institusional adalah salah satu pendorong utama kenaikan Bitcoin pada 2024, terutama sejak BlackRock mengajukan permohonan Spot Bitcoin ETF.
“Hasil Pilpres mungkin bukan satu-satunya faktor yang akan menentukan harga Bitcoin dalam jangka panjang. Perkembangan regulasi dan kebijakan ekonomi juga akan memainkan peran besar dalam menentukan nilai Bitcoin di masa depan,” kata Thielen.