JAKARTA, investor.id – Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat pada Selasa sore (6/5/2025). Hal itu karena pasar optimistis, konsumsi atau belanja pemerintah akan terus dipercepat.
Mata uang rupiah hari ini ditutup menguat 6 poin (0,04%) berada di level Rp 16.449 per dolar AS. Sedangkan indeks dolar terlihat melemah 0,27% menjadi 99,5. Nilai tukar rupiah sempat ditutup ditutup terkoreksi 18 poin (0,11%) berada di level Rp 16.455 per dolar AS pada Senin (5/5/2025).
Analis mata uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, pasar optimistis, konsumsi atau belanja pemerintah akan terus dipercepat dan mitigasi dampak ketidakpastian terus dilakukan, usai ekonomi tumbuh 4,87% secara tahunan pada kuartal I-2025. “Pemerintah terus memperluas cakupan implementasi program prioritas bernilai tambah lebih tinggi seperti Makan Bergizi Gratis (MBG),” ungkap Ibrahim, Selasa (6/5/2025).
Sebagaimana diketahui, program MBG telah ditambah anggarannya menjadi Rp 171 triliun. Sementara realisasinya mulai terjadi percepatan sejak Maret dan mencapai Rp 2,3 triliun per April. Sebelumnya dalam dua bulan pertama tahun ini, realisasi hanya mencapai Rp 300 miliar.
Selain itu, lanjut Ibrahim, pemerintah turut memberikan dukungan untuk sektor perumahan melalui insentif perpajakan, termasuk dengan perluasan target perumahan melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) menjadi lebih tinggi dari sebelumnya 220 ribu.
Adapun, belanja pemerintah memang sempat tertahan akibat efisiensi dan realokasi anggaran yang dilakukan pada awal tahun. Alhasil, belanja K/L tertahan sejak Januari hingga Sri Mulyani membuka blokir anggarannya pada Maret 2025.
Pada kuartal I-2025, seluruh komponen pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) tumbuh positif kecuali konsumsi pemerintah yang kontraksi 1,38% secara tahunan atau year on year (YoY). “Sementara dalam menghadapi ketidakpastian global yang berdampak pada ekonomi domestik, perlu dilakukan pemantauan secara berkala dan upaya mitigasi dampak ketidakpastian,” tambah Ibrahim.
Pernyataan Bessent
Sementara itu, Ibrahim mengatakan Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan pada hari Senin bahwa agenda tarif, pemotongan pajak, dan deregulasi Presiden Donald Trump akan bekerja sama untuk mendorong investasi jangka panjang dalam ekonomi AS, menambahkan bahwa pasar keuangan AS ‘anti-rapuh’ dan akan bertahan dari turbulensi jangka pendek apa pun.
Selain itu, beliau mengatakan kepada CNBC pada hari Senin bahwa ia mengharapkan adanya kemajuan dalam perundingan perdagangan AS-China dalam beberapa minggu mendatang. Sehari sebelumnya, Trump mengatakan AS tengah mengadakan perundingan perdagangan dengan beberapa negara, termasuk China, yang bertujuan untuk mengamankan kesepakatan yang adil dengan Beijing.
“Hal ini terjadi setelah pernyataan China minggu lalu bahwa mereka sedang mengevaluasi kemungkinan perundingan perdagangan dengan AS, dengan mengatakan bahwa setiap dialog harus didasarkan pada ketulusan dan penghapusan tarif sepihak,” tambah Ibrahim.
Kemudian, Bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap pada hari Rabu karena para pembuat kebijakan telah mengindikasikan pendekatan tunggu dan lihat di tengah kekhawatiran tarif. Fokus akan tertuju pada komentar dari Ketua Fed Jerome Powell untuk wawasan tentang jalur suku bunga Fed di masa mendatang.
Menurut Ibrahim, investor sekarang menunggu data neraca perdagangan dan inflasi indeks harga konsumen negara itu, yang dijadwalkan untuk dirilis pada hari Jumat. Sebelumnya, data indeks manajer pembelian swasta yang dirilis pada hari Selasa menunjukkan sektor jasa China tumbuh lebih lambat dari yang diharapkan pada bulan April. Hal ini menyusul PMI manufaktur yang lemah dari minggu lalu, serta data produk domestik bruto yang menunjukkan kontraksi tak terduga dalam ekonomi AS.
“Sedangkan untuk perdagangan Rabu (7/5/2025), mata uang rupiah fluktuatif. Namun, Rupiah akan ditutup menguat direntang Rp 16.390-16.450,” tutup Ibrahim.