Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini, Kamis 8 Mei 2025

Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini, Kamis 8 Mei 2025
Bagikan:

JAKARTA, investor.id – Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat pada Kamis sore (8/5/2025). Hal itu ditopang turunnya cadangan devisa yang selain digunakan untuk pembayaran hutang luar negeri, tapi juga tervensi Bank Indonesia (BI) di pasar Valas, Revo dan Obligasi

Mata uang rupiah ditutup menguat 34 poin (0,21%) berada di level Rp 16.502 per dolar AS. Sedangkan indeks dolar terlihat menguat 0,41% menjadi 100,02. Nilai tukar rupiah sempat ditutup terkoreksi 87 poin (0,53%) berada di level Rp 16.536 per dolar AS pada Rabu (7/5/2025).

Analis mata uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, penguatan mata uang rupiah hari ini terjadi di saat dolar AS menguat terhadap sejumlah mata uang di Asia lainnya. Hal itu ditopang oleh turunnya cadangan devisa yang di gunakan untuk pembayaran hutang luar negeri dan triple intervensi BI di pasar Valas, Revo dan Obligasi.

Baca Juga :  Indeks Menabung Orang Indonesia Turun di November 2024

“Hal itu menunjukan upaya BI untuk mempertahankan Rupiah agar tidak menyentuh Rp 17.000 per dolar AS,” ungkap Ibrahim, Kamis (8/5/2025). 

Dalam keterangannya, BI menyampaikan angka cadangan devisa Indonesia  pada April 2025 mencapai US$ 152,5 miliar atau sekitar Rp 2.516 triliun. Angka tersebut mengalami penurunan dibandingkan posisi pada Maret 2025 sebesar US$ 157,1 miliar. Turunnya cadangan devisa dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sebagai respons BI dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang makin tinggi.

BI juga menyebut, posisi cadangan devisa pada akhir April 2025 setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor, atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor dan mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Baca Juga :  The Fed Kasi Sinyal Pmangkasan Suku Bunga, Bitcoin Siap ATH?

Ke depan, BI memandang posisi cadangan devisa memadai untuk mendukung ketahanan sektor eksternal sejalan dengan tetap terjaganya prospek ekspor, neraca transaksi modal dan finansial yang diperkirakan tetap mencatatkan surplus, serta persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik.

Selain itu, BI terus meningkatkan sinergi dengan pemerintah dalam memperkuat ketahanan nasional guna untuk menjaga stabilitas perekonomian untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Suku Bunga The Fed

Sementara itu, lanjut Ibrahim, tadi malam, para pejabat memberikan suara bulat untuk mempertahankan suku bunga acuan dana federal dalam kisaran 4,25% hingga 4,5%, yang telah berlaku sejak Desember.

Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan para pejabat tidak terburu-buru untuk menyesuaikan suku bunga, dan bahwa ekonomi AS menghadapi ketidakpastian yang meningkat, terutama dalam menghadapi perang dagang yang sengit dengan China dapat menyebabkan inflasi dan pengangguran yang lebih tinggi. 

Baca Juga :  Budaya Nongkrong Kelas Menengah Bertahan di Tengah Krisis

Selain itu, Menteri Keuangan AS Scott Bessent akan bertemu dengan pejabat ekonomi tertinggi China pada 10 Mei di Swiss untuk negosiasi mengenai perang dagang yang mengganggu ekonomi global. Kedua negara tersebut merupakan dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia dan gangguan dari sengketa perdagangan mereka kemungkinan akan menurunkan pertumbuhan konsumsi minyak mentah.

Meski demikian, Bessent mengatakan, perundingan yang akan datang merupakan awal, bukan diskusi ‘lanjutan’. Beijing telah menuntut agar AS menurunkan tarif dagangnya sebelum negosiasi dagang yang serius dapat dimulai– tuntutan yang sebagian besar telah ditegur oleh Presiden AS Donald Trump.

“Sedangkan untuk perdagangan Jumat (9/5/2025), mata uang rupiah fluktuatif. Namun, rupiah ditutup melemah direntang Rp 16.490-16.550,” tutup Ibrahim.