JAKARTA, investor.id – Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tergelincir pada Senin pagi (28/4/2025). Hal itu karena para pelaku pasar mempertimbangkan data ekonomi AS yang dirilis Jumat lalu serta perkembangan terbaru dalam ketegangan perang dagang AS-China.
Berdasarkan data Bloomberg pada pukul 09.10 WIB di pasar spot exchange, Rupiah melemah 18,5 poin (0,11%) ke level Rp 16.848 per dolar AS. Sedangkan pada perdagangan Jumat (25/4/2025), mata uang rupiah sempat ditutup menguat 43 poin (0,25%) berada di level Rp 16.829,5 per dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar terpantau naik 0,23 poin menjadi 99,7. Sedangkan imbal hasil obligasi AS 10 tahun terlihat turun 13 poin di level 4,24%.
Dikutip dari Trading View, sejumlah mata uang di Asia konsolidasi terhadap dolar AS pada perdagangan Senin (28/4/2025). Hal itu seiring para pelaku pasar mempertimbangkan data ekonomi AS yang dirilis Jumat lalu serta perkembangan terbaru dalam ketegangan perdagangan AS-China.
Indeks sentimen konsumen Universitas Michigan, yang menjadi salah satu indikator ekonomi yang banyak diperhatikan, tercatat turun dari 57 pada Maret menjadi 52,2 di April. Penurunan ini diperkirakan mencerminkan kekhawatiran yang berkelanjutan terhadap prospek ekonomi, menurut dua analis dari tim riset Sucden Financial dalam laporan mereka.
Perang Dagang
Namun, di tengah kekhawatiran tersebut, muncul juga harapan bahwa perang dagang antara AS dan China akan mereda.
Mengutip sumber yang mengetahui masalah ini, The Wall Street Journal (WSJ) melaporkan bahwa pemerintah China telah memberikan pengecualian terhadap beberapa produk impor AS dari kenaikan tarif terbaru yang mencapai 125%.
Di pasar valuta asing, won Korea Selatan (USD/KRW) sedikit menguat 0,1% ke posisi 1.437,39 per dolar AS. Sementara itu, dolar Australia (AUD/USD) turun tipis 0,1% menjadi 0,6385, dan dolar Singapura (USD/SGD) nyaris tidak berubah di level 1,3148.