JAKARTA, investor.id – Nilai tukar rupiah hari ini diprediksi melemah seiring menurunnya tingkat kepercayaan konsumen. Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong memperkirakan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) cenderung melemah terbatas, karena penurunan tingkat kepercayaan konsumen dan penurunan tingkat penjualan mobil.
Kurs rupiah hari ini masih melemah dengan nilai tukar rupiah turun tipis 10 poin (0,06%) menjadi Rp 16.837 terhadap dolar AS, menurut data Bloomberg yang diakses Rabu (16/4/2025) pukul 11.30.
“Jelas melemahnya daya beli masyarakat dan antisipasi masyarakat akan ketidakpastian ekonomi ke depannya (yang menyebabkan penurunan data-data tersebut). Masyarakat cenderung bijaksana dalam pengeluaran dan investasi yang tercerminkan dari meningkatnya permintaan emas akhir-akhir ini,” jelas Lukman Leong dalam catatan Rabu.
Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) pada Maret 2025 mencatat Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Maret 2025 berada pada level sebesar 121,1.
Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang menjadi penopang IKK masing-masing tercatat 110,6 dan 131,7, lebih rendah apabila dibandingkan dengan indeks bulan sebelumnya yang masing-masing sebesar 114,2 dan 138,7.
BI mencatat IKE pada Maret 2025 didukung oleh seluruh komponennya, yaitu Indeks Penghasilan Saat Ini (IPSI), Indeks Pembelian Barang Tahan Lama/ Durable Goods (IPDG), dan Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja (IKLK), yang masing-masing tercatat sebesar 121,3, 110,2, dan 100,3.
Meski seluruh komponen IKE tersebut berada pada level optimis, tercatat IPSI, IPDG, dan IKLK lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya sebesar 122,7, 113,7, dan 106,2.
Sementara itu, ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi enam bulan ke depan, sebagaimana tercermin pada IEK, diprakirakan tetap kuat. BI mencatat, tetap kuatnya IEK bersumber dari seluruh komponennya.
Indeks Ekspektasi Penghasilan (IEP), Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha (IEKU), dan Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja (IEKLK) pada Maret 2025 masing-masing tercatat sebesar 137,0, 132,2 dan 125,9, meski lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya sebesar 143,3, 138,6, dan 134,2.
Faktor lain pelemahan kurs rupiah adalah kekhawatiran investor atas perang tarif yang dilancarkan Presiden AS Donald Trump, terutama pasca boikot China atas pengiriman pesawat Boeing. “Boikot China atas Boeing adalah sikap yang keras, mengingat penjualan Boeing di China mencapai 20 persen dari total global. Hal ini menunjukkan potensi eskalasi tensi China-AS ke depannya,” jelasnya.
Berdasarkan berbagai faktor tersebut, dia memperkirakan nilai tukar rupiah berkisar Rp 16.750-16.850 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan Rabu pagi di Jakarta menguat sebesar delapan poin atau 0,05% ke level Rp 16.819 per dolar AS, dibandingkan sebelumnya di level Rp 16.827 per dolar AS.