Nasib Harga Batu Bara, Lo Kheng Hong Pernah Bilang Begini

Nasib Harga Batu Bara, Lo Kheng Hong Pernah Bilang Begini
Bagikan:

JAKARTA, investor.id – Batu bara berjangka Newcastle turun di bawah US$ 100 per ton, mendekati level terendah dalam empat tahun sebesar US$ 97 pada bulan Maret. Ulasan Trading Economics mengungkapkan bahwa hal itu karena permintaan melemah dan pasokan meningkat.

Produsen terbesar China berencana untuk meningkatkan produksi sebesar 1,5% menjadi 4,82 miliar ton pada tahun 2025, menyusul rekor produksi pada tahun 2024.

Indonesia juga mencapai rekor produksi sebesar 836 juta ton pada tahun lalu, melebihi target sebesar 18%, sementara investasi pada energi alternatif membatasi permintaan batu bara di masa depan.

“Di sisi permintaan, impor batu bara global turun ke tingkat triwulanan terendah dalam tiga tahun terakhir pada kuartal pertama tahun 2025, dengan China, India, Jepang, dan Korea Selatan memangkas pembelian sebesar lebih dari 10% karena peningkatan produksi energi ramah lingkungan,” sebut Trading Economics dikutip Minggu (6/4/2025).

Baca Juga :  Sempat Menguat, IHSG Sesi I Ditutup Merah ke Level 7.618

Lo Kheng Hong

Impor China turun 18 juta ton, sementara India, Korea Selatan, dan Jepang juga mengalami penurunan signifikan. Namun, negara-negara dengan ekonomi lebih kecil seperti Turki, Vietnam, dan Bangladesh meningkatkan impor batu bara.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif yang agresif, termasuk tarif sebesar 34% untuk barang-barang China dan tarif 26% untuk barang-barang India.

Sementara itu, investor kawakan Lo Kheng Hong dikenal sebagai investor yang suka saham emiten batu bara. Terkait harga batu bara yang sedang tertekan, Lo Kheng Hong sempat menyampaikan harapannya.

“Saya berharap harga batu bara yang turun dapat kembali naik seperti dahulu,” papar Lo Kheng Hong kepada investor.id pada 10 Maret 2025.