Cryptoharian – Perusahaan teknologi perangkat lunak yang dikenal sebagai salah satu pendukung masif Bitcoin, yakni MicroStrategy kembali membuat langkah besar. Mereka mengumumkan rencana untuk mengumpulkan dana sebesar US$ 1,75 miliar melalui penjualan obligasi khusus dan pada hari yang sama membeli Bitcoin senilai US$ 4,6 miliar.
MicroStrategy mengatakan bahwa dana tersebut akan digunakan untuk membeli lebih banyak Bitcoin di masa depan, tetapi sebagian juga akan dipakai untuk kebutuhan perusahaan lainnya. Obligasi yang ditawarkan ini bersifat khusus, hanya untuk pembeli institusional Amerika dan luar negeri, dengan jatuh tempo pada 1 Desember 2019.
Pembeli awal obligasi ini juga memiliki kesempatan untuk membeli tambahan obligasi senilai US$ 250 juta. Selain itu, obligasi ini juga bisa diubah menjadi saham MicroStrategy, uang tunai atau kombinasi keduanya.
Pimpinan MicroStrategy Michael Saylor mengumumkan melalui media sosial X bahwa perusahaan kembali membeli sebanyak 51.780 Bitcoin dengan rata-rata harga US$ 88.627. Total pembelian ini bernilai sebesar US$ 4,6 miliar dan menjadi pembelian terbesar perusahaan sejauh ini.
Dengan pembelian ini, MicroStrategy kini memiliki total 331.200 Bitcoin, setara dengan 1,57 persen dari seluruh Bitcoin yang ada. Hingga saat ini, mereka telah menghabiskan sekitar US$ 16,5 miliar untuk membeli Bitcoin dengan rata-rata harga US$ 49.847 per koin. Harga ini tentunya 47 persen lebih murah dari rekor harga BTC di angka US$ 93.477.
Sementara itu melansir dari crypto.news, strategi MicroStrategy menggunakan Bitcoin sebagai aset utama dimulai pada tahun 2020. Sejak itu, harga saham perusahaan melonjak dari US$ 15 menjadi US$ 384, yang mencerminkan peningkatan sebesar 2.400 persen.
Sebagaimana diketahui, MicroStrategi secara berkala melakukan aksi borong terhadap Bitcoin, yang dinilai memiliki masa depan cerah sebagai aset digital. Langkah pembelian tersebut juga menjadikan MicroStrategy sebagai pelopor perusahaan publik yang serius berinvestasi di Bitcoin.
Investasinya pada Bitcoin pun tidak sia-sia, mengingat peningkatan pesar pasar kripto lantaran menangnya Donald Trump di Pemilihan Presiden Amerika 2024
