JAKARTA, invstor.id – PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) atau KB Bank secara konsolidasi berhasil membalikkan posisi rugi menjadi laba pada kuartal I-2025. Hampir seluruh rasio keuangan menunjukkan perbaikan, kecuali terkait kredit bermasalah.
Mengacu laporan keuangan pada Kamis (1/5/2025), KB Bank berhasil mencetak laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik mencapai Rp 351,92 miliar pada kuartal I-2025. Angka ini berbalik dari rugi bersih Rp 827,30 miliar pada kuartal I-2024 maupun rugi bersih pada sepanjang tahun 2024 yang mencapai Rp 6,32 triliun.
Pendapatan bunga bersih tumbuh 5,06% year on year (yoy) menjadi Rp 1,32 triliun. Hasil itu dicapai di tengah total kredit dan pembiayaan yang hanya mampu diangkat naik 0,55% yoy menjadi Rp 48,31 triliun hingga Maret 2025.
Beban bunga relatif terjaga dengan kenaikan 4,20% yoy menjadi Rp 1,07 triliun. Alhasil, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) terkerek 8,93% yoy menjadi Rp 248,32 triliun.
Kinerja pendapatan dan beban bunga itu dicatatkan KB Bank dengan rasio margin bunga bersih (net interest margin/NIM) yang relatif rendah yaitu 1,09% per Maret 2025. Tetapi masih lebih tinggi dibandingkan posisi NIM pada periode sama tahun sebelumnya yang sebesar 0,94%.
Dengan adanya sejumlah perbaikan, return on asset (ROA) berada di level 2,31% atau lebih baik dari -5,44%. Begitu juga return on equity (ROE) menjadi 37,39% dari sebelumnya -46,66%.
Perbaikan juga dicatatkan BBKP dari sisi aspek efisiensi, dimana rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) berhasil ditekan dari 186,00% menjadi 95,90%. Namun demikian, cost to income ratio (CIR) melonjak dari 117,46% menjadi 131,48%.
Tantangan yang belum diselesaikan KB Bank menyangkut kualitas aset. Kredit macet yang tercermin dari rasio non-performing loan (NPL) gross berada di posisi 9,10% di akhir Maret 2025, yang lebih rendah dari posisi 9,92% pada Maret 2024. Dalam periode sama, NPL net bergerak naik dari 4,93% menjadi 5,00%.
Pernyataan Manajemen
Dalam keterangan resmi Kamis (1/5/2025) seperti dikutip dari Antara, Direktur Utama KB Bank Woo Yeul Lee menerangkan, pemugaran kinerja dari rugi menjadi laba tidak lepas dari upaya perbaikan fundamental yang menyeluruh. Ini capaian dari program transformasi yang dijalankan sejak 2021, usai resmi menjadi bagian dari institusi keuangan terbesar asal Korea Selatan, KB Financial Group (KBFG).
“Dengan dukungan penuh dari KB Financial Group, kami terus mempercepat transformasi di seluruh lini untuk memastikan pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan dan memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham serta seluruh pemangku kepentingan,” ujar Woo Yeul Lee.
Ia juga menyinggung adanya perbaikan kredit berisiko. Kredit berisiko yang tercermin dari loan at risk (LAR) turun dari 34,33% menjadi 23,41%.
Di sisi lain, dalam laporan keuangannya, likuiditas KB Bank juga lebih melonggar. Loan to deposit ratio (LDR) berada di level 96,04%, atau masuk ke level di bawah 100% dari sebelumnya sebesar 108,08%.
Kinerja LDR itu tak lepas dari kredit yang masih tumbuh landai, sementara dana pihak ketiga (DPK) tumbuh tinggi 9,72% yoy menjadi Rp 49,73 triliun. Pertumbuhan DPK utamanya ditopang instrumen giro yang meningkat lebih dari dua kali lipat atau 118,51% yoy menjadi Rp 7,56 triliun.
Sementara instrumen tabungan turun dalam 23,41% yoy menjadi Rp 6,10 triliun. Serta deposito naik 6,41% yoy menjadi Rp 36,06 triliun. Dengan demikian, rasio dana murah masih berhasil dikerek dari posisi 25,22% menjadi 27,47%.
Menutup kuartal I-2025, KB Bank juga menyelesaikan proses migrasi sistem core banking ke platform Next Generation Banking System (NGBS). Migrasi core banking ke NGBS membuka ruang efisiensi operasional bagi KB Bank ke depannya, dimana NGBS memberikan integrasi data yang lebih baik sehingga memungkinkan pengambilan keputusan strategis yang lebih cepat.
Dengan infrastruktur yang terintegrasi, KB Bank dapat memenuhi kebutuhan layanan perbankan bagi nasabah dengan lebih cepat, hingga menghadirkan inovasi dan solusi dengan pengalaman yang lebih personal selaras dengan standar global dan DNA KB Financial Group.