Indonesia Perkuat Diversifikasi Pasar Ekspor untuk Redam Dampak Tarif Trump

Indonesia Perkuat Diversifikasi Pasar Ekspor untuk Redam Dampak Tarif Trump
Bagikan:

JAKARTA,investor.id – Pemerintah melakukan diversifikasi hubungan perdagangan sebagai salah satu langkah merespon kondisi ekonomi global, terutama dampak penerapan tarif balasan (resiprokal) dari Amerika Serikat  terhadap sejumlah negara termasuk Indonesia. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan meskipun dampak perdagangan langsung antara Indonesia dengan Amerika Serikat relatif kecil karena kurang dari 2% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), tetapi dampak kebijakan negara Paman Sam tetap signifikan secara global.

“Perdagangan kita secara langsung dengan Amerika Serikat kurang dari 2% dari PDB kita, jadi sebenarnya tidak terlalu besar. Total ekspor dalam PDB kita sekitar 20 persen, tetapi itu tidak berarti bahwa apa yang terjadi tidak penting. Ini tidak hanya mempengaruhi Indonesia, tetapi juga seluruh dunia,” ucap Sri Mulyani dalam pernyataan resmi yang diterima pada Minggu (27/4/2025).

Baca Juga :  Ini Dia Komitmen OJK untuk Stabilitas Sektor Jasa Keuangan

Kondisi global saat ini, mendorong banyak negara untuk mengevaluasi kembali strategi perdagangan mereka dan mencari alternatif pasar ekspor di luar Amerika Serikat. Dalam konteks ini, Indonesia semakin aktif menjajaki dan mempercepat perundingan dagang yang sebelumnya terhambat.

Dia mengatakan  pemicu ini, yang mungkin merupakan sisi positif, telah menyebabkan banyak diskusi tentang perjanjian perdagangan yang telah terhenti atau belum membuat kemajuan. Sekarang, ada perasaan bahwa kita benar-benar harus membuat kemajuan, kita benar-benar harus mencapai kesepakatan karena alternatifnya adalah tidak ada atau kurang. 

“Jadi itu sebenarnya mungkin sisi positif dari mengadakan lebih banyak diskusi seperti pembicaraan Indonesia-Uni Eropa yang sedang kita lakukan,” terang Sri Mulyani.

Sri Mulyani juga menyoroti pentingnya hubungan ekonomi Indonesia dengan Tiongkok. Meskipun Indonesia mengalami defisit perdagangan dengan negara tersebut, Tiongkok juga banyak memberikan investasi di Indonesia, terutama di sektor mineral strategis.

Baca Juga :  Daya Tarik Pasar Modal RI Tinggi, Tumbuh hingga Rp4,5 T 2025

“Tiongkok telah berinvestasi besar di sektor mineral strategis Indonesia. Ini adalah area di mana Indonesia memegang peranan penting karena kekayaan sumber daya alam kita. Indonesia sudah berproduksi di sektor ini,” ungkap Sri Mulyani.

Dengan berbagai pendekatan tersebut,  pemerintah  berkomitmen untuk memperluas cakupan perdagangan dan investasi internasional sebagai bagian dari strategi pembangunan ekonomi jangka panjang di tengah lanskap global yang penuh ketidakpastian.

“Jadi, ini adalah area yang bisa memberikan banyak alternatif bagi Indonesia, baik dalam bentuk tujuan perdagangan maupun dalam hal area di mana kita bisa bekerja sama, bermitra dengan banyak negara di dunia,” pungkas Sri Mulyani.