IHSG Menguat, Pasar Optimistis soal China-AS  

IHSG Menguat, Pasar Optimistis soal China-AS  
Bagikan:

JAKARTA, investor.id Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kinclong, karena menguat 35,8 poin (0,53%) ke level 6.851,5 pada penutupan sesi I, Senin (2/5/2025). Pilarmas menjelaskan IHSG hari ini menguat karena pasar tampaknya merespons tanda-tanda bahwa China mungkin melanjutkan pembicaraan perdagangan dengan Amerika Serikat (AS).

Pilarmas merekomendasikan saham MBMA untuk perdagangan di sesi II.

Pilarmas menjelaskan, pada Minggu (4/5/2025), Presiden AS Donald Trump menyatakan keyakinannya bahwa China ingin mencapai kesepakatan, meskipun ia tidak memberikan rincian atau jadwal yang spesifik. Sementara China mengungkapkan sedang mempertimbangkan proposal dari AS untuk memulai pembicaraan perdagangan.

“Meskipun dari pihak China menekankan bahwa setiap negosiasi harus memenuhi beberapa syarat terlebih dahulu,” tulis Pilarmas dalam risetnya, Senin (5/5/2025).

Di sisi lain, Pilarmas menjelaskan, pelaku pasar juga pada pertemuan kebijakan The Fed AS yang akan berlangsung akhir pekan ini, di mana bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap, meskipun Presiden Trump kembali mendesak untuk penurunan suku bunga.

Baca Juga :  IHSG Pekan Ini Berpeluang Menguat, Berikut Katalis Penggeraknya

Trump juga menyatakan tidak akan memberhentikan Ketua The Fed Jerome Powell sebelum masa

jabatannya berakhir pada Mei 2026, meskipun kritik terhadap Powell masih berlanjut. Pernyataan ini menunjukkan bahwa posisi Powell relatif aman untuk saat ini.

“Pernyataan tersebut juga meredakan kekhawatiran yang muncul bulan lalu ketika kritik tajam Trump menimbulkan kecemasan di pasar mengenai independensi The Fed,” tambah Pilarmas.

Sentimen Domestik

Sementara dari sentimen domestik, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi nasional (GDP) pada kuartal I-2025 mencapai 4,87% secara year on year (yoy). Sedangkan secara kuartalan sebelumnya, GDP mengalami kontraksi 0,98%.

Meskipun secara tahunan mencatatkan pertumbuhan, namun demikian terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi dalam negeri dari target pemerintah tahun 2025 GDP sebesar 5,2%. “Perlambatan tersebut tampaknya dampaknya dari penurunan konsumsi domestik, lambatnya pengeluaran pemerintah, dan lemahnya permintaan telah menyebabkan tekanan pada ekspor,” papar Pilarmas.

Baca Juga :  Mandiri Sekuritas: Saatnya Masuk Pasar Modal, Valuasi RI ‘Semurah Era Covid’

Pilarmas menilai, pertumbuhan ekonomi yang sedikit melambat pada kuartal I 2025, dengan risiko tekanan lebih lanjut di kuartal berikutnya setelah penerapan tarif impor AS. Pasar berharap ara pemangku kebijakan, baik dari sisi fiskal (Pemerintah) maupun moneter (Bank Indonesia), untuk mencari cara meningkatkan kontribusi variabel lain, terutama konsumsi rumah tangga.

“Salah satu langkah yang dapat diambil adalah penurunan suku bunga, yang kini semakin memungkinkan setelah penguatan nilai Rupiah dan tetap rendahnya inflasi domestik,” jelas Pilarmas.

Pada sesi pertama hari ini, saham-saham yang mengalami kenaikan JATI, OPMS, HELI, SOLA, LMPI. Sedangkan saham-saham yang mengalami penurunan terbesar ZATA, KONI, ANDI, KARW, STAR.

Pilarmas merekomendasikan saham MBMA untuk perdagangan di sesi II. “Kami merekomendasikan MBMA buy dengan support dan resistance di 306 – 370,” tutup Pilarmas.

Baca Juga :  IHSG Sesi I Ditutup Stagnan pada Level 7.627