Harga Emas Tembus US$ 3.200-an, Reli Rekor Tertinggi

Follback_berita
Bagikan:

JAKARTA, investor.id – Harga emas menembus level US$ 3.200-an pada Jumat (11/4/2025) dan reli rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH). Di tengah gejolak global dan memanasnya tensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Harga emas terlihat melonjak 4,35% menjadi US$ 3.217,2, setelah sempat menyentuh rekor tertinggi di level US$ 3.219,15 per troi ons. Sedangkan rekor tertinggi sepanjang masa sebelumnya tercatat di level US$ 3.191,4 pada Kamis (10/4/2025).

Baca juga: Harga Emas Antam (ANTM) Hari Ini Naik Gila-gilaan, Rekor Tertinggi Lagi

Analis Dupoin Indonesia Andy Nugraha mengatakan, penguatan harga emas saat ini merupakan hasil dari tekanan geopolitik dan respons pasar terhadap data inflasi AS yang mengejutkan. Secara teknikal, pola candlestick dan pergerakan indikator Moving Average menunjukkan tren bullish yang semakin solid.

Baca Juga :  Harga Emas Antam (ANTM) Hari Ini Turun Parah

“Jika tidak ada gangguan, harga emas berpotensi menguji level resistance berikutnya di US$ 3.225,” ujar Andy, Jumat (11/4/2025).

Namun, Andy juga menekankan bahwa potensi koreksi tetap perlu diwaspadai, terutama jika terjadi aksi ambil untung di pasar. “Apabila harga gagal mempertahankan momentum bullish dan terjadi pembalikan arah, maka level US$ 3.182 bisa menjadi titik support penting dalam jangka pendek,” tambahnya.

Baca juga: BERITA POPULER: Harga Emas Antam (ANTM) Ukir Rekor hingga Harga Wajar Saham BBRI

Andy menambahkan, kondisi makroekonomi saat ini memang sangat mendukung penguatan harga emas. Melemahnya Dolar AS menjadi salah satu katalis utama, setelah data inflasi AS menunjukkan penurunan yang lebih besar dari ekspektasi. Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan Maret turun menjadi 2,4% YoY, dibandingkan bulan sebelumnya di 2,8%, dan lebih rendah dari perkiraan pasar sebesar 2,6%.

Baca Juga :  Harga Emas Perhiasan Hari Ini, Sabtu 10 Mei 2025

“Penurunan inflasi ini memberikan ruang bagi The Fed untuk tetap mempertahankan suku bunga, meskipun tekanan geopolitik tetap menjadi fokus utama pasar,” tambah Andy.

Tensi Perang Dagang

[#pagebreak#]

Di sisi lain, lanjut Andy, tensi perang dagang antara Amerika Serikat dan China kembali meningkat tajam. Presiden AS, Donald Trump, secara mendadak menaikkan tarif terhadap produk China hingga 125%, sebagai tanggapan atas kebijakan balasan dari Beijing sebesar 84%. Gedung Putih mengonfirmasi bahwa total tarif terhadap China kini mencapai 145%.

“Langkah ini meningkatkan kekhawatiran terhadap potensi perlambatan ekonomi global dan semakin mendorong investor untuk mengalihkan dana ke emas,” tegas Andy.

Baca juga:  Harga Emas Tembus Rekor Tertinggi Imbas Perang Dagang AS-China Memanas 

Andy menyebut, meskipun ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed mulai berkurang, pasar tetap memperkirakan adanya penurunan suku bunga lanjutan pada bulan Juni, dengan kemungkinan penurunan hingga 1% sepanjang tahun ini. Sentimen ini menahan laju penguatan Dolar AS dan memperkuat daya tarik emas sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian.

Baca Juga :  Tren Harga Emas Naik, Emak-Emak Buru Perhiasan

Secara keseluruhan, Andy menegaskan, tren harga emas masih dalam jalur kenaikan yang kuat. Kombinasi antara ketegangan geopolitik, inflasi rendah, dan sentimen dovish dari bank sentral global menjadi bahan bakar utama bagi penguatan XAU/USD dalam waktu dekat.

“Target utama hari ini tetap pada US$ 3.225, dengan pengawasan ketat terhadap zona support di US$ 3.182,” tutupnya.