NEW YORK, investor.id – Harga emas melonjak tajam melewati level US$ 3.200 per ons pada Jumat (11/4/2025), menembus rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) lagi. Di tengah gejolak perang dagang Amerika Serikat dan China yang semakin memanas.
Dikutip dari CNBC internasional, melemahnya dolar AS dan kekhawatiran akan resesi global membuat investor berbondong-bondong mencari perlindungan ke aset aman seperti emas.
Baca juga: Harga Emas Antam (ANTM), UBS, dan Galeri 24 di Pegadaian Melonjak Bareng
Harga emas spot naik hampir 2% menjadi US$ 3.235,89 per ons, setelah sempat menyentuh rekor tertinggi ke-23 sepanjang tahun ini, yaitu di level US$ 3.245,2 di awal sesi perdagangan.
Sepanjang pekan ini, emas sudah melesat lebih dari 6%. Sedangkan selama bulan ini, telah naik melonjak 10,1% dan terbang sebesar 38,1% sepanjang 2025.
Sementara itu, kontrak berjangka emas AS ditutup naik 2,1% di posisi US$ 3.244,6.
“Emas kini jelas menjadi aset safe haven favorit di tengah kekacauan akibat perang dagang yang dipicu Presiden Trump. Dolar AS terus melemah, dan surat utang negara dijual besar-besaran karena kepercayaan terhadap AS sebagai mitra dagang andal kian menurun,” ujar ahli strategi komoditas dari WisdomTree Nitesh Shah.
Baca juga: Harga Emas Perhiasan Hari Ini, Jumat 11 April 2025
China kembali memperkeras sikapnya dengan menaikkan tarif impor atas produk AS hingga 125% pada hari yang sama. Langkah ini memperdalam ketegangan antara dua raksasa ekonomi dunia.
Kondisi tersebut turut menekan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama lainnya, sehingga emas yang dihargakan dalam dolar menjadi lebih murah bagi pembeli luar negeri.
Penopang Harga Emas
[#pagebreak#]
Tidak hanya itu, lonjakan harga emas juga ditopang oleh sejumlah faktor lain seperti pembelian emas oleh bank sentral, ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed, ketidakstabilan geopolitik global, dan arus investasi besar ke ETF berbasis emas.
Di sisi lain, data ekonomi AS menunjukkan harga produsen turun tak terduga sebesar 0,4% pada Maret lalu. Namun, tarif impor yang terus meningkat diprediksi akan mendorong inflasi dalam beberapa bulan mendatang.
Para pelaku pasar kini memperkirakan The Fed akan mulai memangkas suku bunga kembali pada Juni, dengan total penurunan sekitar 90 basis poin hingga akhir 2025.
Baca juga: Harga Emas Tembus US$ 3.200-an, Reli Rekor Tertinggi
“Jika terjadi koreksi kecil dalam waktu dekat, itu bukan hal mengejutkan. Namun, tren emas tampaknya akan terus naik, didorong oleh tekanan terhadap dolar dan ruang bagi The Fed untuk melonggarkan kebijakan moneternya,” kata pedagang logam independen Tai Wong.
Namun, para analis dari UBS memperingatkan bahwa reli harga emas bisa terhenti jika terjadi perkembangan positif seperti meredanya ketegangan geopolitik, Kembali terjalinnya kerja sama dagang internasional, dan membaiknya kondisi ekonomi dan fiskal AS secara signifikan.
Selain emas, logam mulia lainnya juga mengalami penguatan. Harga perak melejit 2,7% menjadi US$ 32,05 per ons. Platinum menguat 0,2% ke US$ 939,80, dan paladium terkerek 0,6% menjadi US$ 913,65.