Harga Emas Sentuh Rekor Baru, Lalu Turun, Kenapa?

Harga Emas Sentuh Rekor Baru, Lalu Turun, Kenapa?
Bagikan:

NEW YORK, investor.id – Harga emas turun pada perdagangan Senin (14/4/2025), setelah sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) baru. Pelemahan ini dipicu oleh membaiknya sentimen risiko di pasar.

Dikutip dari CNBC internasional, hal itu seiring dengan keputusan Gedung Putih yang mengecualikan ponsel pintar dan komputer dari tarif tinggi terhadap produk China.

Harga emas spot turun 0,7% menjadi US$ 3.213,69 per ons, setelah sebelumnya sempat menyentuh rekor tertinggi baru di level US$ 3.245,42 per ons. Sementara itu, kontrak berjangka emas Amerika Serikat (AS) ditutup melemah 0,6% di posisi US$ 3.226,30 per ons.

“Adanya aksi beli aset berisiko membuat harga emas terkoreksi dari level tertingginya. Namun secara keseluruhan, kondisi pasar tetap mendukung harga emas,” kata Kepala Strategi Komoditas di TD Securities Bart Melek.

Baca Juga :  Meroket Lagi! Harga Emas Antam jadi Semahal Ini

Sentimen positif di pasar keuangan global meningkat setelah pemerintah AS mengumumkan pengecualian terhadap sejumlah produk elektronik dari kebijakan tarif Presiden Donald Trump terhadap China.

Wakil Presiden sekaligus analis logam senior di Zaner Metals Peter Grant mengatakan, pengecualian ini bisa jadi meredam permintaan emas sebagai aset safe haven. “Namun, ketidakpastian yang terus berlanjut terkait perang dagang, melemahnya dolar AS, dan penurunan imbal hasil obligasi tetap menjadi faktor pendukung bagi harga emas,” tambahnya.

Presiden Trump sebelumnya mengatakan akan mengumumkan tarif impor baru terhadap semikonduktor dalam waktu dekat. Pernyataan ini membuat pelaku pasar tetap waspada.

Pelemahan Dolar AS

Sementara itu, nilai tukar dolar AS masih berada di dekat level terendah dalam tiga tahun terakhir terhadap sejumlah mata uang utama dunia. Kondisi ini turut menopang harga emas, yang dikenal sebagai aset lindung nilai saat ketidakpastian geopolitik dan ekonomi meningkat.

Baca Juga :  Kolektor Besar Saham Antam (ANTM)

Goldman Sachs tetap menjadi bank investasi paling optimistis terhadap emas. Mereka menaikkan proyeksi harga emas akhir tahun menjadi US$ 3.700 per ons, dengan alasan meningkatnya permintaan dari bank sentral serta kekhawatiran terhadap resesi yang memicu aliran dana masuk ke ETF emas.

Data World Gold Council menunjukkan, arus investasi ke dalam ETF emas fisik yang berbasis di China pada April ini telah melampaui total kuartal pertama dan bahkan menyalip arus masuk ke ETF emas yang terdaftar di AS.

Di sisi lain, harga logam mulia lainnya juga menguat. Harga perak spot naik tipis 0,1% menjadi US$ 32,27 per ons. Platinum menguat 1% ke level US$ 952,1 dan palladium melonjak 4,6% menjadi US$ 957,27 per ons.