Ceo Indodax: Alasan Bitcoin Kalahkan Perak dan Saudi Aramco

Indodax ungkap Alasan Bitcoin Kalahkan Perak dan Saudi Aramco
Bagikan:

CEO Indodax, Oscar Darmawan, baru saja mengungkapkan sejumlah alasan mengapa belum lama ini Bitcoin akhirnya mampu mengalahkan perak dari segi kapitalisasi pasar untuk kali pertama dalam sejarah. Bahkan aset kripto pelopor itu naik kelas dan mengalahkan kapitalisasi pasar raksasa minyak Saudi Aramco.

Hal itu disampaikan pendiri Indodax itu ketika sebelumnya harga Bitcoin pada 13 November 2024 melonjak ke ATH baru, melewati US$93.000 dengan kapitalisasi pasar menembus lebih dari US$1,77 triliun. Itu menjadikan BTC sebagai aset terbesar ketujuh di dunia, melampaui kapitalisasi pasar perak sebesar US$1,70 triliun dan Saudi Aramco.

Melansir data dari CompaniesMarketcap.com, saat ini, Bitcoin berada di bawah emas (US$17,24 triliun), Nvidia (US$3,48 triliun), Apple (US$3,40 triliun), Microsoft (US$3,16 triliun), Amazon (US$2,13 triliun), Google (US$2,11 triliun), dan ada di atas  Saudi Aramco (US$1,79 triliun).

Baca Juga :  Pasar Kripto Berdarah, SHIB Malah Asyik Bakar Jutaan Koin

Terpantau pada Sabtu (16/11/2024) petang, kapitalisasi pasar Bitcoin lebih dari US$1,8 triliun, ketika harga BTC berada di kisaran US$91.208 usai turun dari US$86.587 pada 15 November 2024.

kapitalisasi aset bitcoin dan aset lain termasuk saham

Menurut Oscar Darmawan dari Indodax, kenaikan ini didorong oleh pembelian institusional dan arus masuk yang stabil ke Spot Bitcoin ETF.

Optimisme terhadap kemenangan Trump, yang dikenal pro-kripto, juga meningkatkan keyakinan bahwa regulasi yang mendukung aset digital akan segera diterapkan.

Faktor lain yang mendukung kenaikan harga Bitcoin adalah sentimen inflasi. Pada Rabu, 13 November 2024, inflasi di Amerika Serikat tercatat sebesar 2,6 persen YoY, naik dari 2,4 persen pada periode sebelumnya.

Kenaikan 0,2 persen ini berada dalam rentang konsensus, yang seharusnya mendukung penguatan dolar.

Namun, Bitcoin justru naik signifikan, mencapai rekor tertinggi (ATH) baru, mencerminkan kepercayaan investor terhadap Bitcoin sebagai aset yang diadopsi luas di tengah kondisi ekonomi saat ini.

Baca Juga :  Sosok di Balik Transformasi Blockchain Tata Group Tutup Usia

“Pencapaian kapitalisasi pasar Bitcoin yang melampaui US$1,77 triliun membuktikan penerimaan aset digital ini di tingkat global sebagai alternatif investasi potensial. Lonjakan harga Bitcoin yang melewati US$93.000 mencerminkan tingginya minat institusi besar terhadap kripto sebagai aset utama dalam portofolio mereka,” sebut CEO Indodax, Oscar Darmawan dalam keterangan tertulisnya belum lama ini.

harga bitcoin terkini sabtu
Harga Bitcoin saat ini tampak dalam proses melanjutkan kenaikan menuju ATH baru setelah beberapa hari lalu rontok tipis.

Oscar juga menyebut bahwa momen ketika Bitcoin melampaui nilai perak adalah tonggak penting.

“Dulu, perak pernah menjadi mata uang dunia sebelum akhirnya digantikan oleh emas,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa kenaikan inflasi AS hingga 2,6 persen YoY pada Oktober 2024 menjadi salah satu pendorong kenaikan harga Bitcoin.

“Dengan inflasi tinggi, Bitcoin dianggap sebagai aset pelindung nilai, menarik investor yang mencari alternatif investasi yang lebih stabil dibandingkan aset tradisional yang rentan terhadap penurunan nilai akibat inflasi,” jelasnya.

Baca Juga :  Initia (INIT) Meroket Usai Listing di Binance, Ethereum Harus Waspada?

Oscar menyoroti pentingnya dukungan regulasi seperti Financial Innovation and Technology for the 21st Century Act (FIT 21) dan Financial Innovation Act (FIA) di Amerika Serikat, serta kebijakan perpindahan regulasi kripto ke OJK di Indonesia pada 2025.

“Dukungan regulasi yang positif akan memperkuat pasar dan mengurangi risiko bagi para investor kripto,” ungkapnya.

Oscar lewat Indodax juga menyampaikan, pencapaian Bitcoin sebagai salah satu aset terbesar dunia adalah tonggak penting bagi industri kripto.

Status ini meningkatkan kepercayaan publik terhadap kripto dan mendorong adopsi yang lebih luas.

“Saya optimis bahwa Bitcoin masih memiliki ruang untuk tumbuh lebih jauh, terutama dengan dukungan regulasi yang jelas dan penerimaan publik yang terus meningkat,” imbuhnya. [ps]

​