BOS TYMIO: Bitcoin Bisa Mencapai US$180.000 Tahun 2025

BOS TYMIO: Bitcoin Bisa Mencapai US$180.000 Tahun 2025
Bagikan:

Bitcoin (BTC) diprediksi akan mencapai harga fantastis, yakni US$ 180.000 pada akhir tahun 2025. Prediksi ini datang dari Georgi Verbitskii, pendiri platform keuangan terdesentralisasi TYMIO.

Melansir dari cointelegraph.com, Verbitskii menjelaskan bahwa harga Bitcoin kemungkinan akan berada di kisaran US$ 100.000 hingga US$ 120.000 pada akhir 2024 atau awal 2025, sebelum akhirnya melonjak tinggi.

“Bitcoin bisa saja mencapai US$ 100.000 sebelum pelantikan Donald Trump,” ungkap Verbitskii.

Dalam hal ini, ia meyakini bahwa harga tersebut akan terus naik, dengan potensi mencapai US$ 180.000 di akhir tahun.

“Selama siklus kenaikan ini, harga Bitcoin bisa berlipat ganda dan menyentuh angka US$ 180.000,” ujarnya.

Namun, kenaikan ini menurutnya tidak akan terjadi secara instan. Level ini kemungkinan baru akan terlihat menjelang akhir 2025. Selain itu, dia juga mengingatkan pada investor untuk tetap berhati-hati.

Baca Juga :  Aksi Beli Besar-Besaran Whale Dorong Optimisme Baru di Pasar Ethereum

“Lebih baik diversifikasikan portofolio anda menggunakan limit order untuk membeli atau menjual Bitcoin, dan memanfaatkan opsi trading agar terhindar dari kerugian besar akibat fluktuasi pasar yang tiba-tiba,” kata Verbitskii.

Menurutnya, faktor utama yang mendorong prediksi ini adalah kemungkinan terjadinya kekurangan pasokan Bitcoin. Halving pada April 2024 menjadi salah satu penyebab utama. Halving adalah proses pengurangan jumlah Bitcoin baru yang ditambang per blok. Dengan jumlah Bitcoin yang semakin sedikit, kelangkaan tentu akan meningkat.

“Bitcoin semakin langka karena jumlah koin yang ditambang setiap tahun terus menurun. Ditambah lagi, banyak koin yang hilang karena lupa kata sandi atau dompet yang hilang,” paparnya.

Hal semacam ini, lanjutnya, bisa menciptakan krisis pasokan di mana permintaan jauh melebihi ketersediaan. Dalam kondisi ini, harga Bitcoin berpotensi melonjak dengan drastis dan volatilitasnya meningkat.

Baca Juga :  Bitcoin Naik Setelah Kesepakatan Dagang AS–Cina, Bagaimana Pergerakan Selanjutnya?

Verbitskii menyatakan bahwa tanda-tanda kelangkaan ini sebenarnya sudah sudah terlihat. Pada Juni 2024, cadangan Bitcoin di bursa global mencapai titik terendah dalam tiga tahun terakhir, dan terus menurun hingga Agustus 2024.

“Kemudian pada November 2024, kelangkaan ini diperburuk oleh meningkatnya permintaan akibat situasi ekonomi global dan Pilpres Amerika,” tutur Verbitskii.

Selain kekurangan pasokan, Jason Myers, yang merupakan pendiri dari Onramp Bitcoin menyoroti halving sebagai pemicu utama kenaikan harga Bitcoin.

“Kombinasi dari berkurangnya subsidi blok bagi penambang, meningkatnya minat institusional dan perubahan ekonomi global, menjadi alasan kuat mengapa harga Bitcoin terus melambung,” pungkas Myers.

​ The post BOS TYMIO: Bitcoin Bisa Mencapai US$180.000 Tahun 2025 appeared first on Cryptoharian.