Bitcoin Naik Setelah Kesepakatan Dagang AS–Cina, Bagaimana Pergerakan Selanjutnya?

Bitcoin Naik Setelah Kesepakatan Dagang AS–Cina, Bagaimana Pergerakan Selanjutnya?
Bagikan:

Kesepakatan dagang terbaru antara Amerika Serikat dan Cina memberikan ketenangan baru bagi pasar keuangan global. Namun, Bitcoin justru mengalami koreksi setelah sempat mengalami apresiasi harga yang kuat. Apakah ini pertanda pelemahan atau hanya jeda sementara? 

Artikel ini akan membahas secara mendalam bagaimana pasar merespons kesepakatan tersebut dan apa potensi pergerakan Bitcoin ke depan.

Kesepakatan Dagang 90 Hari Cina dan Amerika

Setelah beberapa bulan ketegangan, Amerika Serikat dan Cina mencapai kesepakatan untuk menurunkan tarif impor secara signifikan selama 90 hari. 

Tarif dari pihak AS yang sebelumnya mencapai 145% diturunkan menjadi 30%, sedangkan tarif dari pihak Cina dikurangi dari 125% menjadi 10%. Kesepakatan ini diumumkan pada 12 Mei 2025 setelah pembicaraan bilateral di Jenewa, dan mulai berlaku efektif per 14 Mei.

Bitcoin Naik Setelah Kesepakatan Dagang AS–Cina, Bagaimana Pergerakan Selanjutnya?

Dalam pernyataan bersama, kedua negara menekankan pentingnya menjaga hubungan ekonomi yang seimbang dan saling menguntungkan. 

Mereka juga menyatakan penolakan terhadap pemisahan ekonomi global dan berkomitmen untuk melanjutkan diskusi lanjutan secara konstruktif. 

Cina juga setuju mencabut beberapa kebijakan non-tarif seperti pembatasan ekspor bahan mentah penting dan daftar hitam perusahaan Amerika.

Reaksi pasar terhadap kabar ini cukup kuat. Indeks saham utama di Wall Street seperti S&P 500 dan Nasdaq mengalami apresiasi masing-masing sebesar 3,3% dan 4,4%. Dolar Amerika turut menguat terhadap yen dan franc Swiss. 

Baca Juga :  Pasar Kripto Meledak Ternyata Gegara 3 Hal Ini

Sementara itu, emas turun 3% menjadi $3.225 per ons, mencerminkan penurunan permintaan terhadap aset lindung nilai. Ini menunjukkan bahwa pelaku pasar mengalihkan fokus ke aset yang lebih berisiko.

Namun, perlu diingat bahwa kesepakatan ini bersifat sementara. Jika dalam 90 hari tidak ada kesepakatan lanjutan, tarif sebelumnya bisa diberlakukan kembali. 

Artinya, sentimen positif saat ini bisa berubah dengan cepat, tergantung arah kebijakan yang diambil selanjutnya oleh kedua negara.

Analisis Harga Bitcoin: Apakah Masih Bergerak Naik?

Sebelum kesepakatan diumumkan, Bitcoin sudah mencatatkan apresiasi harga yang cukup signifikan dalam 30 hari terakhir, naik lebih dari 24%. 

Ketika kabar tarif diumumkan, Bitcoin sempat menyentuh $105.720, tertinggi dalam lebih dari tiga bulan terakhir. Namun setelah itu, harga kembali terkoreksi dan saat ini berada di kisaran $102.000.

Grafik Harian BTCUSD

Bitcoin Naik Setelah Kesepakatan Dagang AS–Cina, Bagaimana Pergerakan Selanjutnya?

Beberapa analis menganggap koreksi ini sebagai hal yang wajar mengingat tingginya apresiasi sebelumnya. Selain itu, terjadi rotasi aset ke saham yang dinilai lebih langsung mendapatkan keuntungan dari perbaikan hubungan dagang. 

Baca Juga :  Katalis Harga Bitcoin Sudah di Depan Mata

Meskipun demikian, penting untuk mencermati bahwa Bitcoin masih mempertahankan batas bawah harga psikologis di sekitar $100.000. Selama area ini tidak ditembus, struktur pasar masih dinilai sehat dan potensi kenaikan tetap ada.

Data teknikal menunjukkan bahwa Bitcoin masih membentuk pola struktur naik dalam jangka menengah. Koreksi yang terjadi sejauh ini belum menandakan pembalikan arah secara keseluruhan. 

Justru, jika tekanan jual mereda dan batas bawah tetap terjaga, potensi retest ke atas $105.000 kembali terbuka. 

Apalagi dengan kondisi masuknya dana institusional ke ETF Bitcoin yang mencapai lebih dari $2 miliar sepanjang awal Mei, permintaan jangka menengah masih menunjukkan kekuatan.

Di sisi lain, korelasi antara Bitcoin dan indeks saham juga menjadi faktor penting. Saat ini, korelasinya terhadap S&P 500 berada di angka 83%, artinya pergerakan pasar saham ikut mempengaruhi sentimen kripto. 

Jika pasar saham terus menguat akibat sentimen tarif dan potensi pelonggaran fiskal, maka Bitcoin berpeluang mendapat efek positif lanjutan.

Namun tetap ada risiko yang harus diwaspadai. Ketidakpastian mengenai arah kebijakan suku bunga The Fed, inflasi yang masih tinggi, dan belum jelasnya masa depan proposal debt ceiling sebesar $4 triliun, semuanya bisa memicu perubahan arah pasar secara tiba-tiba. 

Baca Juga :  Prediksi Dogecoin: Potensi Kenaikan Harga hingga US$25,8

Jika batas bawah $100.000 tembus dan tekanan jual meningkat, skenario koreksi lebih dalam dapat terjadi.

Selain itu, struktur kepemilikan Bitcoin yang saat ini didominasi oleh institusi besar seperti Strategy dan BlackRock turut menjadi perhatian. 

Jika salah satu institusi memutuskan untuk melakukan realisasi keuntungan dalam volume besar, tekanan jual bisa terjadi lebih cepat dibanding ekspektasi.

Dengan mempertimbangkan seluruh faktor di atas, pergerakan Bitcoin saat ini lebih mencerminkan konsolidasi di tengah ketidakpastian kebijakan. Bukan pelemahan mendasar, tetapi juga belum menjadi konfirmasi untuk penguatan jangka panjang. 

Investor yang mengikuti pasar saat ini perlu mengamati dengan ketat pergerakan di sekitar $100.000 dan arah makroekonomi Amerika dalam beberapa minggu ke depan.

Kesimpulan

Bitcoin sempat menunjukkan penguatan pasca kesepakatan tarif AS–Cina, namun saat ini berada dalam fase koreksi ringan. Selama batas bawah harga $100.000 masih terjaga, struktur pasar tetap sehat dan peluang kenaikan tetap terbuka. 

Namun, ketidakpastian dari arah kebijakan The Fed, inflasi, dan pembahasan debt ceiling membuat sentimen jangka panjang belum solid. 

Perlu kehati-hatian dalam mengambil keputusan, karena pergerakan Bitcoin masih sangat dipengaruhi oleh perkembangan makroekonomi Amerika Serikat.