Cryptoharian – Harga Bitcoin (BTC) masih bertahan di bawah angka US$ 90.000, meski sempat mengalami pemulihan kecil minggu ini. Pasar kripto masih dihantui ketidakpastian ekonomi, dan investor cenderung berhati-hati. Hal ini disampaikan oleh cointelegraph di halaman media sosial X-nya, Rabu (2/4/2025).
Namun, menurut Arthur Hayes yang merupakan pendiri BitMEX, Bitcoin justru berpotensi melonjak tajam hingga US$ 250.000 pada akhir 2025.
Dalam blog terbarunya, Hayes mengaitkan prediksi ini dengan potensi perubahan arah kebijakan moneter Amerika Serikat. Melansir dari cryptopotato.com, ia memperkirakan The Fed akan kembali melakukan pelonggaran kuantitatif (QE) karena tekanan politik dan kebutuhan mendukung ekonomi domestik.
Hayes menyoroti dua hal utama, yakni perubahan sikap The Fed terhadap rasio leverage tambahan (SLR) dan pengelolaan neraca. Menurutnya, jika bank sentral memberi kelonggaraan pada bank terkait SLR, bank akan lebih leluasa menyimpan obligasi pemerintah tanpa perlu tambahan modal. Ini bisa dianggap sebagai bentuk QE tidak langsung, karena akan menambah likuiditas pasar.
Ia juga mengutip pernyataan Jerome Powell yang memberi sinyal The Fed bisa menghentikan pengurangan neraca. Tambahan komentar dari pejabat keuangan lainnya mendukung dugaan bahwa kebijakan ini akan memicu penurunan imbal hasil obligasi dan meningkatkan arus uang ke pasar.
Hayes melihat kondisi ini mirip dengan krisis keuangan global 2008, saat emas dan komoditas unggul karena banjir likuiditas dari The Fed. Bedanya, kini Bitcoin sudah ada dan menurut Hayes, fungsinya serupa sebagai aset lindung nilai dari pelemahan mata uang fiat.
Ia menyebut Bitcoin sebagai “aset anti-establishment” yang justru akan mendapat keuntungan dari kebijakan ekspansif bank sentral. Apalagi sejak 1 April, kebijakan pengetatan likuiditas (QT) The Fed diperlambat secara drastis, dari US$ 25 miliar per bulan menjadi hanya US$ 5 miliar. Ini saja, menurut Hayes, setara dengan tambahan likuiditas tahunan sebesar US$ 240 miliar, dan bisa meningkat ke US$ 420 miliar.
Meski mengakui ada risiko pasar, Hayes tetap yakin arah kebijakan The Fed akan berpihak pada aset kripto utama Bitcoin. Dengan posisi sebagai penyimpan nilai dan teknologi yang tahan terhadap inflasi, ia percaya Bitcoin siap mengulang cerita sukses seperti emas di masa krisis lalu.