Gaya Investasi Djoni dan Lo Kheng Hong

Gaya Investasi Djoni dan Lo Kheng Hong
Bagikan:

JAKARTA, investor.id – Nama investor kawakan Lo Kheng Hong tentu tak asing lagi di dunia pasar modal Indonesia. Pak Lo – sapaan akrabnya – dikenal dengan gaya investasinya yang sangat melihat fundamental perusahaan. Selain itu, ia gemar beli saham diskon alias ‘Mercy harga Bajaj’.

Saham koleksinya yang mencolok di antaranya, saham PT ABM Investama Tbk (ABMM), saham PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL), hingga saham PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT).

Lalu saham PT Global Mediacom Tbk (BMTR) dan saham PT Intiland Development Tbk (DILD),

Juga ada saham PT Bank NISP OCBC Tbk (NISP), saham PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), saham PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN), serta saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN.

Saham-saham tersebut rata-rata memiliki valuasi murah dengan price to book value (PBV) di bawah 1x.

Gaya Investasi Djoni dan Lo Kheng Hong
Sunarso (kiri) dan Lo Kheng Hong (kanan). Ist

Selain saham diskon, Lo Kheng Hong kerap mengungkap wonderful company. Yakni perusahaan dengan laba besar dan selalu bertumbuh.

Baca Juga :  OJK: Literasi Keuangan di Manado Dikuti 3.805 Mahasiswa

Dan akhirnya terungkap belakangan saham wonderful company apa yang kini dipegang Lo Kheng Hong, yaitu saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).

“Saya membeli saham BBRI karena BBRI adalah wonderful company yang labanya Rp 60 triliun. Labanya terbesar dari semua perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia dan BBRI adalah perusahaan yang membagikan dividen terbesar juga Rp 51 triliun,” sebut Pak Lo kepada Investor.id, 25 Maret 2025.

Lo Kheng Hong diketahui mengoleksi 64.636.000 saham BRI.

Djoni Lirik Corporate Action

Di sisi lain, baru-baru ini muncul nama Djoni yang bikin heboh jagat pasar modal. Ia tercatat sebagai pemegang saham porsi jumbo di lima emiten.

Yakni, PT Remala Abadi Tbk (DATA), PT MENN Teknologi Indonesia Tbk (MENN), PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA), PT Techno9 Indonesia Tbk (NINE), dan PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI).

Baca Juga :  OJK Jalin Kerja Sama dengan Kementerian Ekonomi Kreatif

Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), per 18 Maret 2025, Djoni menguasai 5,45% saham DATA, 17,43% saham MENN, 5,33% saham MINA, 5,10% saham NINE, dan 5,09% saham WIFI.

Saham-saham tersebut dipegang Djoni dengan bantuan broker Mandiri Sekuritas.

Identitas Djoni sendiri sempat sulit ditelusuri publik. Ia hanya diketahui tinggal di Jambi.

Akan tetapi, pada 18 Maret 2025, Jambi Link B Network melaporkan bahwa Djoni bukanlah orang asing di dunia investasi. Ia adalah seorang pengusaha asal Jambi yang selama ini dikenal sebagai taipan properti. Djoni NGK dikenalnya. Julukan NGK yang melekat padanya merujuk pada nama salah satu kompleks perumahan mewah yang dimilikinya.

Di Jambi, Djoni dikenal memiliki puluhan perumahan elite yang namanya diambil dari klub-klub sepak bola ternama seperti “Argentina”, “Liverpool”, dan lainnya. Kini, langkah bisnisnya tidak hanya terbatas pada properti, tapi juga merambah ke dunia investasi saham dengan aksi borong saham yang mengejutkan pasar.

Baca Juga :  Ini Respons Pandu Sjahrir soal Dampak Perang Dagang AS-China terhadap Indonesia

Memulai investasi besar-besaran di saham sejak awal 2025, dengan strategi akuisisi saham bernilai tinggi. Salah satu investor retail paling agresif di Bursa Efek Indonesia tahun ini

Menariknya, Djoni juga aktif di media sosial dan sering berbagi pandangannya tentang saham undervalued. Salah satu unggahannya di Instagram bertuliskan “Cara Menemukan Saham Undervalued Seperti Warren Buffett” yang semakin mempertegas pendekatan investasinya yang strategis.

Meskipun motif pastinya belum jelas, Djoni secara terbuka mengaku bahwa investasinya bersifat jangka panjang.

“Kalau saya beli saham yang ada corporate action (CA), biasanya saya akan lihat lagi setelah CA tersebut dilakukan,” ungkapnya dalam salah satu interaksi dengan warganet.

Ia juga menyoroti rendahnya rasio utang terhadap ekuitas di beberapa perusahaan yang ia beli, seperti MENN. Menurutnya, MENN adalah saham salah harga yang berpotensi naik setelah aksi korporasi tertentu terealisasi.