Tarif Trump Diumumkan, Mana yang Diuntungkan?

Tarif Trump Diumumkan, Mana yang Diuntungkan?
Bagikan:

JAKARTA, investor.id – Tarif baru telah diumumkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Dengan dunia yang dilanda perang dagang, Trump mengenakan tarif 10% pada sebagian besar barang yang diimpor ke Amerika Serikat. Setelah tarif Trump diumumkan, mana yang diuntungkan?

China, pemasok barang terbesar ke AS, kini menghadapi tarif 54% pada semua ekspor ke konsumen terbesar di dunia. Namun, berdasarkan informasi terbaru hingga berita ini ditayangkan pada Jumat (4/4/2025), beberapa negara dan sektor mungkin mengalami keuntungan relatif atau hasil unik karena tarif baru yang diberlakukan oleh Trump.

Rusia, Kuba, dan Korut

Sementara Presiden Trump mengumumkan tarif pada sekutu dan musuh, beberapa negara yang paling banyak dikenai sanksi di dunia yaitu Rusia, Belarus, Kuba, dan Korea Utara (Korut) terhindar dari perlakuan hukuman khusus. Tiga negara ini tidak muncul dalam daftar negara yang menghadapi tarif ‘timbal balik’ yang lebih tinggi yang dirilis oleh Gedung Putih.

Negara-negara ini secara khusus dikecualikan dari tarif timbal balik yang lebih tinggi yang memengaruhi banyak negara lain. Pemerintah AS mengutip volume perdagangan minimal dengan negara-negara ini sebagai alasan pengecualian mereka. Pengecualian ini dapat mencegah tekanan ekonomi lebih lanjut pada negara-negara yang telah dikenai sanksi berat ini, lapor Reuters, Jumat. ​

Baca Juga :  Nilai Tukar Rupiah Hari Ini, Rabu 14 Mei 2025: Perkasa

Badan intelijen AS mengatakan dalam penilaian ancaman tahunan mereka bahwa China, Rusia, Iran, dan Korut adalah ancaman negara-bangsa potensial terbesar bagi AS sementara Trump telah mengancam Rusia dengan langkah-langkah perdagangan baru.

Ketika ditanya mengapa Rusia tidak ada dalam daftar, Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan kepada Fox News bahwa AS tidak berdagang dengan Rusia dan Belarus. Ia juga menegaskan dua negara ini sedang dikenai sanksi.

Perdagangan barang antara Rusia dan Amerika Serikat mencapai US$ 3,5 miliar tahun lalu, menurut angka-angka AS. Pada 2021 setahun sebelum invasi Rusia ke Ukraina, jumlahnya mencapai US$ 36 miliar.

Pedagang dan Penambang Batu Bara

Menanggapi peningkatan tarif pada produsen Asia, khususnya di China dan Vietnam, telah terjadi pergeseran ke arah langkah-langkah pemotongan biaya, termasuk adopsi sumber energi yang lebih murah seperti batu bara.

Reuters melaporkan, tren ini telah menyebabkan kebangkitan kembali penggunaan batu bara di seluruh Asia, yang menguntungkan pedagang dan penambang batu bara yang menyaksikan peningkatan permintaan dan impor yang mencapai rekor tertinggi.​

Baca Juga :  Nilai Tukar Rupiah hari ini terhadap Dolar AS Hari Ini, Senin 28 April 2025

Pedagang batu bara bisa menjadi pemenang langka di antara bisnis yang terhuyung-huyung akibat rezim tarif Trump yang drastis.

Itu karena penyedia energi di seluruh Asia akan berada di bawah tekanan untuk memangkas biaya listrik bagi konsumen mereka, yang mencakup banyak produsen barang terbesar di dunia.

Dengan membantu menurunkan biaya operasional pabrik, utilitas Asia dapat memungkinkan produsen untuk mempertahankan beberapa penjualan ke importir terbesar di dunia, bahkan dengan tarif baru yang berlaku.

Sektor Minyak dan Gas

Rezim tarif Trump mencakup pengecualian signifikan untuk impor minyak dan gas, yang menunjukkan langkah strategis untuk menjaga impor energi tidak terpengaruh. Pengecualian ini menunjukkan negara-negara yang mengekspor minyak dan gas ke AS dapat melanjutkan perdagangan mereka tanpa beban tarif tambahan yang dikenakan pada sektor lain, menurut laporan Reuters, Jumat.

Mengecualikan impor energi adalah taktik yang jelas untuk membatasi tingkat kepedihan harga yang akan dirasakan warga Amerika akibat tarif, juga sesuai dengan tujuan Trump yang lebih luas untuk menjaga harga energi tetap rendah.

Baca Juga :  KSSK Yakin Indonesia Antisipasi Volatilitas Global dan Jaga Stabilitas Keuangan

Namun, langkah tersebut juga menambah dilema yang dihadapi seluruh dunia dalam cara mereka menanggapi perubahan sistem perdagangan global oleh Trump.

Salah satu alat tawar-menawar terbaik yang dimiliki banyak negara dalam menanggapi tarif AS adalah energi yang mereka beli, atau berpotensi dibeli, dari Amerika Serikat. Adapun AS adalah pengekspor gas alam cair (LNG) dan produk minyak olahan terbesar di dunia, menempati peringkat keempat dalam pengiriman minyak mentah dan batu bara.

Salah satu cara yang telah dilakukan beberapa negara untuk menghindari tarif adalah dengan berkomitmen untuk membeli lebih banyak energi dari AS.

Penting untuk dicatat, meskipun negara-negara dan sektor-sektor ini mungkin menemukan keuntungan atau pengecualian tertentu di bawah struktur tarif baru, lingkungan ekonomi global secara keseluruhan tetap tidak stabil.

Implikasi jangka panjang dari tarif ini masih berlangsung dan akan bergantung pada berbagai faktor, termasuk respons internasional dan perubahan dalam dinamika perdagangan global.