Performa Emiten Sports Station plus Target Harga Saham

Mapa
Bagikan:

JAKARTA, investor.id – PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA) mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 32% yoy atau anjlok 51% qoq menjadi Rp 252 miliar pada kuartal IV-2024. Alhasil, laba bersih pengelola Sports Station, Planet Sports.Asia, Golf House, dan Kidz Station itu turun 3% yoy selama 2024 menjadi Rp 1,3 triliun.

“Pencapaian laba bersih MAPA di bawah ekspektasi, karena 91% dari estimasi konsensus 2024,” tulis Investment Analyst Stockbit Sekuritas, Reynaldo Mulya dalam ulasannya, yang dikutip pada Rabu (2/4/2025).

Adapun pendapatan MAP Aktif Adiperkasa pada kuartal IV-2024 tetap tumbuh 20% yoy atau 5% qoq, sehingga pertumbuhan pendapatan anak usaha PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) tersebut selama 2024 mencapai 27% yoy.

“Itu sejalan dengan ekspektasi atau 100% dari estimasi konsensus 2024,” sebut Reynaldo.

Menurut dia, penurunan laba bersih emiten berkode saham MAPA tersebut pada kuartal IV-2024 terutama disebabkan oleh penurunan margin laba kotor, yang sebelumnya sudah terlihat sejak kuartal II-2024 dan sudah diekspektasikan bakal mengalami normalisasi dari high base 2023 – serta kerugian kurs.

Baca Juga :  IPO Fore Coffee Laris Manis, Oversubscribe 200,63 Kali

Sementara itu, pendapatan MAPA pada kuartal IV-2024 tumbuh di seluruh segmen geografis, kecuali pertumbuhan di Singapura dan Vietnam, yang secara tahunan mengalami sedikit penurunan secara nominal.

Pertumbuhan pendapatan MAPA terutama didorong oleh pertumbuhan pendapatan di Indonesia sebesar 20% yoy dan Filipina 20% yoy. Masing-masing berkontribusi sebesar 73% dan 14% terhadap total pendapatan MAPA.

Kemudian, margin laba kotor pada kuartal IV-2024 turun 302 bps yoy atau tergerus 149 bps qoq menjadi 45,1% dengan opex to sales stabil. Margin laba usaha juga turun 235 bps yoy atau terpangkas 216 bps qoq menjadi 12,3%.

“Hasil tersebut membuat margin laba usaha MAPA selama 2024 turun 246 bps yoy menjadi 12,5%, masih sejalan dengan ekspektasi atau 99% dari estimasi konsensus 2024. Sedangkan inventory days turun menjadi 202 hari,” jelas Reynaldo.

Baca Juga :  Toyota Akuisisi 40% Saham Entitas Astra (ASII) Rp 2 Triliun

Di sisi lain, MAPA mencatatkan rugi kurs Rp 47 miliar pada kuartal IV-2024 dibandingkan kuartal IV-2023 yang membukukan keuntungan kurs Rp 6 miliar dan kuartal III-2024 yang untung Rp 59 miliar. Hal itu seiring kembali melemahnya rupiah terhadap dolar AS.

“Kerugian kurs ini terutama dari trade payables (utang usaha) MAPA kepada supplier dalam mata uang dolar AS, yang menurut kami normal karena nature bisnisnya,” pungkasnya.

Ramadan menjadi momentum terbaik bagi emiten konsumer (consumer goods) dan ritel modern untuk memacu penjualan dan meraup untung lebih, mengingat daya beli masyarakat biasanya lebih meningkat dibandingkan bulan biasanya.

Langkah perusahaan konsumer ritel yang gencar meningkatkan promosi untuk mengoptimalkan perolehan keuntungan pun, akan membawa saham-sahamnya kian atraktif.

“Kami tetap meyakini emiten konsumer ritel akan mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang solid, meski persaingan ketat dan volatilitas dari harga komoditas dapat menimbulkan tantangan terhadap margin,” tulis analis BRI Danareksa Sekuritas, Natalia Sutanto dan Sabela Nur Amalina dalam risetnya.

Baca Juga :  Medco Berhasil Terbitkan Obligasi US$400 Juta

Sebab itu, BRI Danareksa Sekuritas menyematkan rekomendasi buy untuk saham empat peritel modern, yakni PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA), PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES), dan PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI).

Target harga saham MAPI sebesar Rp 2.000, MAPA Rp 1.250, ACES Rp 1.100, dan MIDI Rp 540.

 

​ 

​